Pilkada Serentak

Kampanye yang Efektif dan Efisien Menurut Pengamat Seperti Ini

Artinya bisa saja yang dilaporkan ke KPU berbeda dengan dilapangan, dan kemungkinan nantinya bahan kampanye akan dari simpatisan.

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik Untan, Ngusmanto menilai  efisiensi dan efektifitas kampanye yang dilakukan paslon di pilkada serentak seperti ini.

Sebenarnya kalau dilihat luasnya Kalbar dengan peraturan yang sekecil itu kurang bisa menjangkau pemilih apalagi daerah kita luas.

Itu sisi kelemahan yang dijangkau tidak maksimal, padahal waktu kampanye panjang.

Baca: Bawaslu Awasi Pemberian Bahan Kampanye Paslon Maksimal Rp 25 Ribu

Jadi lokasi yang ditetapkan dengan wilayahnya itu termasuk durasi waktunya belum sebanding, waktunya panjang kesempatannya kecil, wilayahnya luas kesempatannya kecil, itu problem yang dialami oleh paslon.

Baca: KPU Wanti-wanti Paslon Cetak Tambahan Bahan Kampanye Maksimal Rp 25 Ribu

Dari segi kedepannya, satu diantara kriteria pemilih yang bagus biayanya kecil, kalau biayanya kecil dan efisien maka akan punya investasi yang akan membuat mereka terpilih mewujudkan pemerintahan yang bersih, good goverment dan good governance.

Karena memang motivasi untuk membalikan modal lebih besar tidak terlalu banyak.

Baca: APK dan BK Telah Tiba, Sore Ini KPU Akan Dibagikan Pada Tim Paslon

Kemudian harga per item yang disebutkan terlalu kecil, dibanding kebutuhan rillnya kecuali hanya untuk membuat stiker kecil, tapi kalau untuk membuat barang seperti pakaian, atau sejenisnya mungkin tidak terjangkau.

Artinya bisa saja yang dilaporkan ke KPU berbeda dengan dilapangan, dan kemungkinan nantinya bahan kampanye akan dari simpatisan.

Inikan baru tahapan pertama, efisiensi dan penekanan biaya yang sekecil mungkin walau mungkin perhitungan KPU realistis, namun disisi lapangan tidak realistis bahan kampanye hanya Rp 25 ribu per item.

Maka dari itu, ini akan dijadikan pelajaran bersama kedepan kampanye yang bagus yang tidak pengerahan massa namun dialog-dialog dan kampanye tertutup akan menjadi pembelajaran bagi masyarakat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved