Suarakan Tangkal Hoaks, Perwakilan Komunitas Sampaikan 9 Pernyataan Sikap
Aliansi Masyarakat Peduli Informasi, Komunitas Peduli Informasi Kalbar, beberapa komunitas dan mahasiswa melakukan aksi damai tangkal hoaks
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Aliansi Masyarakat Peduli Informasi (AMPI), Komunitas Peduli Informasi (KOPI) Kalbar, beberapa perwakilan komunitas dan mahasiswa melakukan aksi damai tangkal hoaks di Bundaran Digulis Untan, Senin (19/2/2018).
Koordinator Aksi, Edi Suhairi menerangkan hoaks jadi tantangan seluruh elemen masyarakat. Sasaran hoaks juga tidak memandang latar belakang profesi. Tidak perduli tua atau muda, pria atau wanita.
“Di media sosial terkadang ada informasi bersifat sumir dan menyesatkan berseliweran bebas di dunia maya,” katanya.
Baca: Nomor Urut 13 Pemilu 2019, Hanura Kalbar Malah Siap Menangkan Jokowi
Mayoritas informasi itu disebarkan melalui media sosial, khususnya aplikasi chatting seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya.
Lantas, diikuti situs website di posisi kedua. Tidak jarang pula informasi berisi provokasi bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) dan ujaran kebencian dijumpai di media sosial.
“Di media sosial, informasi seperti ini tentunya sangat meresahkan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan hoaks dapat digunakan oleh segelintir orang untuk mendapatkan tujuan dan kepentingan tertentu,” terangnya.
Terlebih jelang tahun-tahun politik tahun 2018, khususnya Kalbar. Isu SARA dan ujaran kebencian yang dilontarkan ke media sosial melalui artikel berita dari sumber tak terpercaya bisa berpotensi memecah belah kehidupan bangsa dan negara.
“Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah dan dikacaukan oleh hoaks. Terutama bagi generasi muda yang menjadi penerus bangsa di masa depan,” tukasnya.
Baca: Beredar Foto Pasangan Djarot-Sihar Dihidangkan Kepala Babi, Ini Fakta Sesungguhnya
Sementara itu, Ketua KOPI Kalbar M Ainul Yakin menegaskan budaya bijak bermedsos dan merawat akal sehat harus selalu ditanamkan dalam mindset.
Ia akui kesadaran masyarakat dan budaya literasi sebagai pengguna media sosial masih rendah.
“Ini menjadi sasaran empuk bagi pelaku dan penyebar hoaks yang jauh dari semangat keberagaman dan lebih mengarah kepada sikap intoleransi,” ucapnya.
Untuk itu perlu langkah tegas dan upaya bersama, karena hoaks merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, bangsa dan negara. Banyak kasus konflik terjadi di wilayah Indonesia yang dipicu oleh hoaks.