Ateng Tanjaya: Karhutla Bukan Tupoksi Pemadam Swasta

Itu mencakup 20 Km dari Kota Pontianak dan relawannya dua ribu lebih. Tupoksi kami gedung atau bangunan

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / SYAHRONI
Ketua Forum Pemadam Kebakaran Pontianak,  Ateng Tanjaya di kediamannya,  Siantan,  Jumat (16/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak,  Syahroni 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kekompakan pemadam kebakaran swasta di Kota Pontianak  tak perlu  diragukan,  dikomandoi  oleh Ketua Forum Komunikasi Pemadam Kebakaran Pontianak,  Ateng Tanjaya para pemadam solid untuk  memadamkan api yang melahap bangunan  dan lahan yang mendekati  perumahan  warga. 

Ateng menjelaskan sebetulnya tugas pokok dan fungsi dari para pemadam swasta adalah memadamkan api jika melahap gedung dan perumahan  warga,  namun tak jarang karena merasa pekerjaan  sosial  pemadam swasta  juga berjibaku  memadam api yang melahap lahan dan hutan. 

"Jadi kalau tupoksi kami adalah relawan yang tidak digaji, tapi luar biasanya di Pontianak tumbuh kembang terus saat ini ada 43 perkumpulan pemadam. Itu mencakup 20 Km dari Kota Pontianak dan relawannya dua ribu lebih. Tupoksi kami gedung atau bangunan," ujarnya. 

(Baca: Bawaslu Awasi Kampanye Paslon Pilgub Kalbar )

Sedangkan untuk memadamkan lahan dan hutan  yang terbakar adalah tugas Manggala Agni dan BPBD maupun BNPB. Tapi karena merasa tanggung  jawab pemadam swasta  terkadang juga ikut terlibat pemadaman. 

Ateng menuturkan pemadaman  lahan dan hutan jauh lebih  sulit ketimbang  memadamkan api yang melahap gedung  dan permukiman. 

"Kalau lahan tingkat kesulitan lebih tinggi, medan berat, akses sulit. Tapi di Pontianak, kami lebih kepada panggilan jiwa,  terlepas dia kepada agama apapun.  Damkar swasta ini hanya sukarelawan, tidak digaji, tapi sebagai warga negara yang baik dan umat beragama yang baik, kita bekerja di pemadam. Sesuai panggilan jiwa dia, bertanggung jawab kepada tuhan yang maha kuasa," ujarnya. 

Sejauh ini dilihatnya yang banyak terbakar adalah pengembangan perumahan. "Dia bikin rumah, pohon ditebang, dibakar. Akhirnya merembet ke lahan. Kita punya prinsip, bahwa kebakaran lahan dan hutan bukan tupoksi kita, itu merupakan tugas pemerintah di mana sudah terbentuk Manggala Agni dan ada BPBD. Tapi kadang kebakaran lahan mendekati rumah, ada pemukiman. Itu membuat kami tergerak untuk memadamkan. Maka dari itu sudah biasa, makanya jadi bias tugas kami," ujar Alpa Tenggo sapaan akrab  Ateng Tanjaya. 

(Baca: Dua Pekan Tak Diguyur Hujan, Kebakaran Lahan di Pontianak Capai 23 Hektare )

Ia berharap pemadam  swasta di Pontianak  bisa masuk Guines Book Of Record,   karena melihat semangat  para relawab saat memadam kebakaran gedung dan lahan yang ada di Pontianak  serta sekitarnya. 

Untuk pemadaman lahan dan hutan,  memang diakuinya pemadam swasta di Kota Pontianak,  tak memiliki  peralatan  yang memadai karena pemadam  swasta saat ini dipersiapkan  untuk memadamkan api yang melahap gedung dan bangunan. 

Ateng menyadari kalau pemadaman lahan dan hutan memang  harus menjadi tanggung jawab semua pihak,  tapi utamanya ada pada Manggala Agni,  BPBD dan BNPB. 

Ateng Tajaya juga memberika pantun yang dikarangnya sendiri  terkait musibah yang seakan tak pernah habis dari Pontianak ndan Kalbar yaitu Karhutla

"Terik matahari menyengat kepala. 
Kabut asap menyesakkan dada.
Tempat kaki berpijak bumi membara. 
Oh Tuhan tolonglah hamba padamkan Karhutla,".

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved