Ateng Tanjaya: Karhutla Bukan Tupoksi Pemadam Swasta
Itu mencakup 20 Km dari Kota Pontianak dan relawannya dua ribu lebih. Tupoksi kami gedung atau bangunan
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kekompakan pemadam kebakaran swasta di Kota Pontianak tak perlu diragukan, dikomandoi oleh Ketua Forum Komunikasi Pemadam Kebakaran Pontianak, Ateng Tanjaya para pemadam solid untuk memadamkan api yang melahap bangunan dan lahan yang mendekati perumahan warga.
Ateng menjelaskan sebetulnya tugas pokok dan fungsi dari para pemadam swasta adalah memadamkan api jika melahap gedung dan perumahan warga, namun tak jarang karena merasa pekerjaan sosial pemadam swasta juga berjibaku memadam api yang melahap lahan dan hutan.
"Jadi kalau tupoksi kami adalah relawan yang tidak digaji, tapi luar biasanya di Pontianak tumbuh kembang terus saat ini ada 43 perkumpulan pemadam. Itu mencakup 20 Km dari Kota Pontianak dan relawannya dua ribu lebih. Tupoksi kami gedung atau bangunan," ujarnya.
(Baca: Bawaslu Awasi Kampanye Paslon Pilgub Kalbar )
Sedangkan untuk memadamkan lahan dan hutan yang terbakar adalah tugas Manggala Agni dan BPBD maupun BNPB. Tapi karena merasa tanggung jawab pemadam swasta terkadang juga ikut terlibat pemadaman.
Ateng menuturkan pemadaman lahan dan hutan jauh lebih sulit ketimbang memadamkan api yang melahap gedung dan permukiman.
"Kalau lahan tingkat kesulitan lebih tinggi, medan berat, akses sulit. Tapi di Pontianak, kami lebih kepada panggilan jiwa, terlepas dia kepada agama apapun. Damkar swasta ini hanya sukarelawan, tidak digaji, tapi sebagai warga negara yang baik dan umat beragama yang baik, kita bekerja di pemadam. Sesuai panggilan jiwa dia, bertanggung jawab kepada tuhan yang maha kuasa," ujarnya.
Sejauh ini dilihatnya yang banyak terbakar adalah pengembangan perumahan. "Dia bikin rumah, pohon ditebang, dibakar. Akhirnya merembet ke lahan. Kita punya prinsip, bahwa kebakaran lahan dan hutan bukan tupoksi kita, itu merupakan tugas pemerintah di mana sudah terbentuk Manggala Agni dan ada BPBD. Tapi kadang kebakaran lahan mendekati rumah, ada pemukiman. Itu membuat kami tergerak untuk memadamkan. Maka dari itu sudah biasa, makanya jadi bias tugas kami," ujar Alpa Tenggo sapaan akrab Ateng Tanjaya.
(Baca: Dua Pekan Tak Diguyur Hujan, Kebakaran Lahan di Pontianak Capai 23 Hektare )
Ia berharap pemadam swasta di Pontianak bisa masuk Guines Book Of Record, karena melihat semangat para relawab saat memadam kebakaran gedung dan lahan yang ada di Pontianak serta sekitarnya.
Untuk pemadaman lahan dan hutan, memang diakuinya pemadam swasta di Kota Pontianak, tak memiliki peralatan yang memadai karena pemadam swasta saat ini dipersiapkan untuk memadamkan api yang melahap gedung dan bangunan.
Ateng menyadari kalau pemadaman lahan dan hutan memang harus menjadi tanggung jawab semua pihak, tapi utamanya ada pada Manggala Agni, BPBD dan BNPB.
Ateng Tajaya juga memberika pantun yang dikarangnya sendiri terkait musibah yang seakan tak pernah habis dari Pontianak ndan Kalbar yaitu Karhutla.
"Terik matahari menyengat kepala.
Kabut asap menyesakkan dada.
Tempat kaki berpijak bumi membara.
Oh Tuhan tolonglah hamba padamkan Karhutla,".