Lima Kecamatan Objek Program GSC Dapatkan Bantuan Pendidikan dan Kesehatan 

Khusus di Sintang sendiri, ada lima kecamatan yang menjadi objek atau sasaran Program GSC ini.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / WAHIDIN
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Sintang melaksanakan Workshop Koordinator Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) di Balai Ruai Kompleks Rumah Dinas Jabatan Bupati Sintang, Senin (27/11/2017) pagi. Workshop ini merupakan yang kedua kalinya di tahun 2017. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Sintang melaksanakan Workshop Koordinator Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) II 2017 di Balai Ruai Kompleks Rumah Dinas Jabatan Bupati Sintang, Senin (27/11/2017) pagi. 

Kabid Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Pedesaan, Mahadum Marikan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan workshop GSC kedua di tahun 2017. 

Program GSC sendiri ditangani oleh Kementrian Desa dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang sumber pendanaannya dari World Bank. 

"Kegiatan Workshop ini berjalan sudah empat tahun, sampai dengan 2017 ini. Diharapkan dengan sampai hari ini telah dilaksanakan program pendidikan dan kesehatan menjadi program pemberdayaan yang diprioritaskan," ungkap Marikan.

Khusus di Sintang sendiri, ada lima kecamatan yang menjadi objek atau sasaran Program GSC ini. 

Di antara Kecamatan Ketungau Hulu, Kecamatan Sungai Tebelian, Kecamatan Binjai Hulu, Kecamatan Kelam Permai, dan Kecamatan Kayan Hilir. 

(Baca: Seorang Wanita Berjilbab Curi 50 Gram Emas 23 Karat Terekam CCTV, Begini Modusnya )

"Diharapkan dengan peningkatan program GSC ini dampak dari pendidikan dan kesehatan masyarakat semakin baik. Khususnya bagi lima kecamatan ini. Sehingga program ini disambut baik oleh masyarakat," jelasnya.

Selama program GSC ini berjalan, menurutnya beberapa manfaat yang telah terealisasi. Dari segi pendidikan, anak-anak yang putus sekolah kemudian bisa kembali bersekolah. 

Kemudian anak-anak sekolah yang dulunya pergi ke sekolah menggunakan perahu untuk menyebrang sungai, sekarang sudah ada bantuan dari GSC yaitu sepit. Hal ini sebagai dorongan agar pendidikan menjadi prioritas. 

Termasuk juga dari segi kesehatan, 1000 hari pertama kehidupan seorang manusia dimulai dari masa kandungan juga menjadi prioritas daripada program GSC ini. 

"Orangtua sudah rutin memeriksa kehamilan minimal 4 kali dan pemberian 90 pil FE selama kehamilan di Puskesmas. Kemudian makanan bayi mulai dari lahir, sehingga asupan gizi anak-anak menjadi perhatian," jelasnya. 

(Baca: Peresmian Gereja Katolik Paroki Toba Disambut Suka Cita Umat )

Namun sayangnya Tahun 2018, program GSC ini  tidak ada lagi mendapatkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dari Kementrian Pedesaan. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved