Ali Nasrun: Ada Dua Cara Bantu Penduduk Miskin 

Kemudian ada juga miskin karena tidak ada peluang pekerjaan dan kerja yang tidak memadai

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/MASKARTINI
Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak,Ali Nasrun 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Perekonomian Universitas Tanjungpura, Ali Nasrun mengatakan kategori penduduk miskin sebetulnya dibagi dalam dua golongan dan dasar itu harus menjadi pemerintah dalam memberikan bantuan pada mereka. Bantuan yang diberikan pemerintah disebutnya bisa berupa bantuan konsumtif ataupun bantuan produktif.

"Penduduk miskin itu ada dua kelompok . Ada yang memang tidak berkemampuan untuk berusaha karena faktor penyakit atau lainnya dan tidak mampu bekerja lagi. Kemudian ada juga miskin karena tidak ada peluang pekerjaan dan kerja yang tidak memadai," katanya, Jumat (3/11/2017).

Untuk mengintervensi penduduk miskin di Kota Pontianak, pemerintah pusat memberikan Rastra dan program keluarga harapan, sedangkan untuk mereka yang benar-benar miskin tapi tidak mendapat bantuan Rastra Pemkot menyediakan beras hibah yang besarannya 15 kg perbulan.

Menurut Ali Nasrun, mengenai cukup atau tidak cukup itu adalah hal yang dinamis, artinya yang penting bahwa yang miskin di tangani dan diperhatikan sesuai janji dalam Undang-Undang. Peran pemerintah dan negara harus hadir untuk menangani penduduk miskin ini dan memberikan bantuan pada mereka yang tidak memiliki kemampuan.

(Baca: Penanganan Dampak Bencana Banjir di Ketapang Lambat, Ini 16 Tuntutan KKM ke Pemerintah )

Sebetulnya menurut Ali Nasrun, mereka yang miskin ditanggung oleh masyarakat lainnya, hanya melalui cara memungut pajak lah pemerintah mengakomodir nya..

"Saya lebih memperhatikan yang tidak berkemampuan tersebut diberi bantuan untuk kelangsungan hidup. Sedangkan bagi mereka yang masih bisa bekerja dan berusaha sebaiknya bantuan yang diberikan berupa upaya agar mereka bisa berusaha. Banyak caralah pemerintah untuk membantu masyarakat," tambahnya.

Ia tegaskan bagi penduduk miskin yang tinggal diberi makan atau tidak bisa berusaha lagi maka harus diberi makan. Selain itu keterlibatan masyarakat diharapkannya harus didorong,

"Setiap agama dan budaya mewajibkan hal tersebut, sifat gotong royong masyarakat untuk membantu masyarakat itu perlu didorong.

Kemiskinan di Pontianak semakin dalam hal itu karena mereka tidak mampu mengikuti setiap perubahan sehingga menjadi tertinggal," katanya.

Ada perubahan usaha mereka tidak bisa mengikuti, misalnya saja opelet dengan adanya pertumbuhan kendaraan bermotor opelet semakin tertinggal. Saat mereka tidak bisa mengubah diri pada usaha yang berkembang saat ini maka akan menjadi tertinggal.

"Kota Pontianak yang merupakan kota berkempang dan semakin maju seharusnya masyarakat nya juga berkembang berdasarkan terorisnya, tapi ada sisi lain masyarakat nya tidak bisa mengikuti dan malah tersingkir. Dengan perkembangan di Pontianak saat ini , misalnya taxi dan dengan adanya trasportasi berbasis online mereka juga bingung saat ini. Saat ini warung tradisonal juga dengan adanya alfamar dan indomaret mulai tersingkir karena tidak mampu mengikuti," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved