Pengamat: Program Lanjutan Paska Ekspor Penting Agar Produksi Lebih Berdaya Saing
Saya fikir ada baiknya untuk dibuat kajian lebih mendalam. Sehingga bisa diketahui lebih tepat seberapa efektifnya keputusan ekspor ini.
Penulis: Ishak | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Terkait disparitas harga ekspor yang lebih rendah ketimbang harga di pasaran lokal, Pengamat Ekonomi, Akademisi Untan, Windhu Putra mengungkap buah pemikirannya.
Saya fikir ada baiknya untuk dibuat kajian lebih mendalam. Sehingga bisa diketahui lebih tepat seberapa efektifnya keputusan ekspor ini.
Hanya saja logikanya sederhana. Jika tidak menguntungkan maka sesuatu itu tidak akan dilakukan, termasuk juga dengan ekspor beras ke Malaysia ini.
(Baca: Figur Calon Kepala Daerah Peran Penting Menang Pemilu )
Tentu dalam konteks keuntungan jangka pendek dan juga keuntungan staregis jangka panjang. Yang sifatnya jauh lebih luas ketimbang soal disparitas harga ini.
Kemudian yang kedua, kondisi ini bisa jadi sebenarnya juga menandakan ada sistem yang tidak berjalan mulus sebagaimana mestinya.
Dengan kondisi ini, bisa disimpulkan margin harga yang tinggi ini justru tidak banyak dinikmati oleh petani, tapi dinikmati para pedagang.
(Baca: Selain Beras, Indonesia Juga Akan Ekspor Jagung ke Malaysia )
Tata kelola ini yang harus dibenahi. Pemerintah yang punya peran penting untuk membenahi berbagai persoalan ini.
Kami melihat apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat, terutama Kementerian Pertanian dalam kaitannya dengan ekspor beras ke Malaysia ini sebenarnya sudah cukup baik.
Termasuk dengan hadirnya Menteri Pertanian langsung dalam momentum ini di Sanggau.
Hanya saja perlu diingat dan juga sangat penting yakni follow up dari langkah besar yang sudah diambil lewat ekspor ini.
Jadi tidak hanya sekedar sebuah kunjungan biasa, tapi juga dibuat berbagai upaya untuk merevitasliasi perekonomian para petani di Sanggau sendiri lewat program ekspor beras ini.
Satu di antara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat program ataupun lembaga yang bisa menampung beras hasil produksi petani. Khususnya pada saat terjadi surplus produksi yang terlampau tinggi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/mentan-ri-amran-sulaiman_20171020_190403.jpg)