People
Mengenal Lebih Dekat Sosok AKBP Nanang Purnomo, Kabid Humas Polda Kalbar Yang Baru
Ayah dua anak ini menuturkan, setelah pendidikan, pengalaman dinas pertama kalinya pun dimulai di Ambon selama enam tahun.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Posisi Kabid Humas Polda Kalbar kembali mengalami pergantian.
Setelah Kombes Pol (Purn) Suhadi Suwondo digantikan Kombes Pol Sugeng Hadi Sutrisno, kini kembali berganti dan dijabat oleh AKBP Nanang Purnomo yang merupakan lulusan Akpol tahun 90.
Ayah dua anak ini menuturkan, setelah pendidikan, pengalaman dinas pertama kalinya pun dimulai di Ambon selama enam tahun, dan dua kali menjadi Kapolsek.
Lalu, pindah ke Jawa Timur sekitar enam tahun, yang dulunya masih ada Polwil, jadi masuk jajaran Polwil Madiun, Polres Madiun, dan Polsek.
"Wilayah saya ada ditengah-tengah asrama AURI. Permasalahan yang timbul disana pasti ada dengan keluar besar AURI, banyak ketidakserasian, sebentar-sebentar diperiksa ada masalah, diambil keluarganya AURI, karena kantor polseknya juga menumpang ditanah asrama AURI," katanya, Rabu (11/10/2017).
(Baca: Polda Kalbar Sudah Menyiapkan Pasukan Jika Hal ini Terjadi Pada Pelaksanaan Pilkada )
Walaupun begitu, menurutnya hal tersebut tidak menjadi masalah dalam menjalankan tugas.
Setelah di Jawa Timur, ia pindah lagi di Madura sekitar satu tahun menjadi Polwil Madura, baru pindah ke Surabaya sekitar dua atau tiga tahun, dan sekolah lagi selama sembilan bulan.
"Ketika lulus selapa, masuk ke Kalimantan Selatan, dan kembali lagi Kanit Ilegal loging baru jadi Kabag Anev, lalu lintas, masuk dan lulus Sespim lalu ke Makassar, Sulsel sebagai Kasat Intel Polwiltabes Makassar selama dua tahun dan jadi Kapolres Polwil Bone dan Wajo," katanya.
Dan akhirnya masuk ke Riau menjadi Wadir Binmas selama lima tahun sebelum menjadi Kabid Humas Polda Kalbar sampai dengan sekarang.
Baru seminggu menjabat jabatan baru, ia pun berkeinginan untuk membangun media center guna meningkatkan kerjasama dan sinergisitas pada wartawan ataupun insan pers.
"Setelah mengetahui banyak tugas dan dilalui, ternyata keberadaan polisi betul-betul harus dipercaya pada masyarakat, dan itu yang belum tercapai. Kepercayaan masyarakat pada polisi harus kita buat, polisi harus baik tentunya dari perekrutan polisinya," ujarnya.
Ia mengatakan, penyebab polisi tidak baik adalah dari perekrutannya, ataupun seleksinya. Jika tidak benar, maka tidak benar, walaupun mendapat polisi yang sempurna susah.
Berangkat dari pendaftaran atau seleksi polisi harus independen agar mendapat polisi ideal untuk masyarakat.