Bocah Mualaf

Bocah 8 Tahun Jadi Mualaf, Penjelasan Guru SDN 18 Sukabangun Ini Bikin Merinding

Jarak rumah sama dengan rumah orangtua Yogi itu hanya sekitar 200 meter. Tepat depan rumah saya itu ada surau

Penulis: Subandi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / SUBANDI
Guru SDN 18 Sukabangun, Eka Candra Sari saat ditemui di tempatnya bekerja, Jumat (6/10). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Yogi Setiady (8) siswa Kelas II SDN 18 Sukabangun resmi beragama Islam setelah ia mengucapkan dua kalimah syahadat di hadapan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Delta Pawan, M Syafi’ie di Kantor KUA tersebut, Kamis (5/10/2017).

Kedatangan Yogi diantar ibu kandungnya, Eriyanti (44) non Muslim. Serta didampingi dua tetangganya dan guru agama Yogi di sekolah. Yogi memeluk Islam karena keingianannya sendiri yang kuat sedangkan orangtuanya hanya merestui.

Eka Candra Sari, guru di SDN 18 Sukabangun mengaku cukup kenal sama Yogi. Lantaran ia merupakan tetangga orangtua Yogi.

Dijelaskan Sari, sejak kecil ia sudah sering melihat keseharian Yogi ketika bermain di lingkungan rumahnya.

(Baca: Ikhlas Yogi Masuk Islam, Ini Permintaan Ibu Kandungnya )

“Jarak rumah sama dengan rumah orangtua Yogi itu hanya sekitar 200 meter. Tepat depan rumah saya itu ada surau,” katanya kepada awak media di Ketapang, Jumat (6/10).

Ia mengungkapkan di lingkungan mereka ada surau tepat depan rumahnya. Di surau itu banyak anak-anak belajar ngaji, salawat dan lain-lainnya. Menurutnya mampir semua teman-teman Yogi dilingkungan rumahnya beragama Islam.

“Teman-temannya kan banyak Islam. Mungkin awalnya dia hanya ikut-ikutan karena melihat teman-temannya belajar ngaji, salat dan salawat di surau depan rumah saya itu. Sehingga akhirnya ia menjadi terbiasa dan belajar tentang Islam,” ungkapnya.

(Baca: Berada di Barisan Depan, Seperti Ini Gerakan Putri Cornelis Latihan Jepin )

Menurutnya apa yang dilakukan Yogi itu diketahui orangtua Yogi. “Setahu saya dia sering ke surau tempat kita ini mungkin sekitar dua tahun. Karena waktu itu seingat saya pas dia baru masuk sekolah. Sekarang dia kelas dua, artinya sudah dua tahun,” ucapnya.

Ia menambahkan di SDN 18 Sukabangun ia memang tidak mengajar Yogi langsung. Menurutnya khusus di sekolah keseharian Yogi sebenarnya biasa-biasa saja. Namun ia sering mendengar ketika jam pelajaran agama Islam.

Khususnya pada awal-awal Yogi sekolah. Menurutnya Yogi beberapa kali diberi tahu gurunya agar ke luar kelas. Lantaran Yogi ketika itu bukan beragama Islam. “Tapi dia (Yogi-red) itu tak mau keluar malah mau belajar Agama Islam,” tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved