Viral Sosial Media
Sekelompok Anak Gunakan Baju Berbau Porno Viral di Medsos, Ini Yang Dilakukan KPAID Kalbar
Hasanah mengaku cukup prihatin, bahkan sempat melakukan beberapa diskusi bersama pemerhati anak.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Ketua KPAID, Hasanah menuturkan akan melakukan diskusi dengan sejumlah pemerhati anak, mengenai kasus yang cukup viral di Kota Pontianak. Dan akan diumumkan hasilnya besok hari.
"Saya dapat berita tadi siang, kiriman seorang teman, dan memang cukup kaget apalagi melihat walaupun hanya tampilan belakang namun bisa dipastikan bahwa yang menggunakan baju ini masih berussia anak-anak," katanya, Senin (25/09/2017).
Hasanah mengaku cukup prihatin, bahkan sempat melakukan beberapa diskusi bersama pemerhati anak.
"Dan memang ini kita ambil positifnya juga, ini menunjukan kemajuan anak-anak kita pesat. Sehingga sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang harus dikonsumsi dan tidak oleh mereka," tuturnya.
Kalau prasangka baik, kata dia, semoga anak tersebut tidak tau sebenarnya dengan apa yang telah dipakai, simbolkan.
(Baca: Viral, Apa Sebenarnya Ikeh Dalam Bahasa Jepang )
Anak tersebut, lanjutnya, diharapkan tidak tau, tidak paham, mungkin dianggap hanya gerakan biasa.
"Tapikan jika dilihat penjelasannya naudzabilahminzalik, Ini betul-betul bisa dikatakan bahwa Pontianak darurat adiksi pornografinya," bebernya.
Saat ditanyakan tindakan, menurutnya KPAID akan melakukan koordinasi terlebih dahulu.
"Mungkin nanti kita akan koordinasi dulu, saya upakan besok sudah mengambil sikap apa yang akan dilakukan dengan teman-teman media, karena biar bagaimanapun inikan jika dikaitkan dengan UU ITE juga sudah melanggar juga, karena menyebarkan konten-konten pornografi. Kita akan jajaki dengan pihak-pihak terkait," ungkapnya.
(Baca: Bantu Pemerintah Berdayakan Masyarakat, Inaker Sebar Bibit Cabai dan Pohon Pinang )
Karena memang, diakuinya sampai sampai saat ini belum mendapatkan secara detail dan pas siapa sebenarnya anak-anak yang viral tersebut.
"Inilah yang kita sebut dengan budaya luar, kenapa kita selalu kampanyekan budaya luar adalah agama, karena segala sesuatu untuk orang Indonesia sendiri, segala sesuatu berbau luar sangat di nikmati, kita ingat seperti K-POP, remaja lebih hafal lagu Korea daripada lagu kebangsaan. Dan ini memang tidak bisa kita tepis, artinya yang namanya globalisasi tidak bisa kita bendung," katanya.
Yang bisa dilakukan, kata dia, adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat mengendalikan globalisasi itu sendiri.
