8 Anak Penderita Gizi Buruk di Sanggau Sudah Ditangani Dengan Baik

Kasus yang terjadi pada Januari hingga Agustus 2017 tersebut ditemukan di lima kecamatan termasuk di perbatasan Entikong.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HENDRI CHORNELIUS
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Jones Siagian 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sanggau, Jones Siagian menyampaikan, pihaknya terus memantau dan melakukan penangan kepada delapan anak penderita gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Sanggau dan memastikan anak dengan gizi buruk tersebut ditangani dengan baik.

“Kasus yang terjadi pada Januari hingga Agustus 2017 tersebut ditemukan di lima kecamatan termasuk di perbatasan Entikong. Semua penderita punya latar belakang yang berbeda hingga akhirnya terkena gizi buruk, ” katanya, Jumat (15/9/2017).

Jones menjelaskan, dari delapan anak gizi buruk, tiga diantaranya dilatarbelakangi penyakit, yakni kanker darah dan kanker kelenjar getah bening.

(Baca: Temukan Delapan Kasus Gizi Buruk, Ini Upaya Pemkab Sanggau Atasinya )

Faktor sakit inilah yang menyebabkan asupan makanan menjadi terhambat dan berakibat pada asupan gizi yang kurang.

“Ini contoh kasus yang kami pelajari dari gizi buruk. Anak dengan penyakit kanker tentu akan lebih sulit untuk memenuhi asupan gizinya karena biasanya anak menjadi tidak mau makan bahkan tidak bisa makan. Jadi ini beberapa kasus pada anak penderita gizi buruk di Sanggau,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Jones, ada juga kasus-kasus yang terjadi karena fakor pola asuh, pola makan, dan juga ketidakmampuan ekonomi orang tuanya dan banyak sekali hal-hal yang menjadi penyebab yang ditemukan dilapangan sehingga terjadi kasus ini.

“Ada juga anak yang tidak diasuh oleh orang tuanya melainkan diasuh oleh neneknya. Ditambah lagi faktor ekonomi sehingga asupan yang diberikan juga seadanya dan berakibat fatal bagi anak tersebut. Ini beberapa catatan yang cukup memprihatinkan bagi saya,” jelasnya.

Jones menambahkan, kasus gizi buruk seperti di Toba, Tayan Hilir, Entikong dan lainnya menjadi evaluasi bersama terutama dalam pemenuhan pangan dan gizi. dari sejumlah anak gizi buruk tersebut semua tertangani oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan.

“Saya pastikan semuanya kami tangani. Mereka yang dengan latar belakang sakit juga sudah dirujuk. Begitu juga halnya dengan yang lain sudah ditangani. Dari delapan anak itu saya pastikan tidak ada yang sampai meninggal dunia,” ujarnya.

Hanya saja, setelah semua anak dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing diharapkan mereka tetap mendapatkan asupan yang benar.

“Sehingga gizi buruknya tidak terulang kembali, kita harap tidak ada lagi kasus serupa di Sanggau,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Sanggau, Paolus Hadi menyampaikan, terkait kasus gizi buruk, dewan ketahanan pangan Kabupaten Sanggau punya andil untuk mencegah terjadinya gizi buruk.

“Tugas dewan ketahanan pangan adalah untuk memfasilitasi seluruh rangkaian penyelenggaraan ketahanan pangan yang meliputi bidang penyediaan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi, ” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved