Listrik Pontianak Tidak Stabil dan Sering Byarpet, Ini Jawaban PLN
Ricky menjelaskan kelemahan dari sistem jaringan yang ada saat ini adalah masih menggunakan sistem Radial atau satu jalur.
Penulis: Syahroni | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Manajer PLN Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) Wilayah Kalimantan Barat, Ricky Cahya Andrian, mengungkapkan 99 persen penyebab matinya listrik adalah dampak dari layang-layang yang merusak jaringan, karena permainan layang yang menggunakan tali kawat.
"Lebih 99 persen matinya listrik karena layang-layang hanya kecil persentase yang disebabkan oleh pohon," katanya saat menjadi narasumber pada acara Bincang Bareng Komunitas Peduli Listrik di kafe Canopy Center Pontianak, Rabu (10/5/2017).
Ricky menjelaskan kelemahan dari sistem jaringan yang ada saat ini adalah masih menggunakan sistem Radial atau satu jalur.
Adanya pemadaman yang terjadi bukan karena kurangnya pembangkit listrik melainkan sistem penyalurannya.
Baca: Polresta Pontianak Amankan Enam Pasangan Bukan Suami Istri di Hotel
Bahkan ia mengklaim kalau berdasarkan pasokan saat ini sudah sangat surplus.
Disebutkannya untuk Ramadan dan Idul Fitri nanti pasokan listrik surplus 100 megawatt untuk enam kabupaten kota di Kalbar yakni di Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Bengkayang Singkawang, dan Sambas.
"Energi listrik saat ini dari Utara ke Selatan, sehingga apabila terjadi gangguan pada satu titik saja maka akan berdampak kepada seluruh jaringan. Sistemnya masih satu jalur, masih belum ada jalur lain untuk membackup saluran jaringan listrik kita," jelasnya.
Saat ini akibat adanya permainan layangan yang menggunakan kawat, ia katakan setiap tahunnya PLN mengalami kerugian Rp 6 miliar akibat kerusakan jaringan.
Dengan adanya komunitas peduli listrik (KPL) Kalbar, ia berharap dapat mengedukasi masyarakat.