Berita Viral
7 Fakta Miris Bocah 6 Tahun Tewas Dianiaya Ibu Tiri di Bojonggede Bogor 2025
Kasus bocah 6 tahun tewas dianiaya ibu tiri di Bojonggede Bogor menggemparkan warga. Simak 7 fakta miris di balik kisah tragis ini.
Ringkasan Berita:“Menurut pengakuan ibunya, dia nonjok hidung, nendang perut, dan mukul pakai sapu,” kata warga bernama Yuyun.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kasus bocah 6 tahun tewas dianiaya ibu tiri di Bojonggede Bogor menjadi sorotan publik sejak pertengahan Oktober 2025.
Peristiwa memilukan ini terjadi di Perumahan Griya Citayem Permai, Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Bocah malang berinisial MAA ditemukan meninggal dunia dengan tubuh penuh luka yang diduga akibat penganiayaan berat oleh ibu tirinya berinisial RN (30).
Kematian MAA tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar, tapi juga mengguncang kesadaran publik akan betapa rentannya anak-anak terhadap kekerasan domestik.
Warga yang selama ini curiga, akhirnya menemukan kebenaran pahit bahwa anak polos itu telah lama menderita dalam diam.
Tragedi ini membuka mata banyak pihak, bahwa tindakan cepat dan kepekaan sosial sangat dibutuhkan agar kasus serupa tidak terulang lagi.
Berikut 7 fakta miris di balik kematian bocah berusia enam tahun yang diduga dianiaya ibu tirinya di Bojonggede, Bogor.
• SADIS! Siswa SD Tewas Dipukul Guru dengan Batu 4 Kali 2025, Cek Faktanya
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
1. Warga Sudah Lama Curiga Akan Adanya Penganiayaan
Beberapa warga Perumahan Griya Citayem Permai telah lama menaruh curiga pada kondisi fisik MAA.
Menurut Jaenal, salah satu warga yang sering melihat korban, tubuh MAA hampir selalu penuh luka saat bermain atau membeli jajanan di warung.
“Kepalanya benjol, hidungnya gak simetris, terus bibirnya sering berdarah dan kering,” ujarnya saat ditemui pada Rabu 22 Oktober 2025.
Jaenal bahkan sempat meraba kepala korban dan menemukan benjolan besar di bagian belakang.
Luka-luka di tubuhnya tampak tidak wajar dan membuat warga semakin yakin bahwa MAA menjadi korban kekerasan.
2. Luka Lama dan Baru di Tubuh Korban Bikin Warga Gelisah
Selain Jaenal, warga lain bernama Isah juga mengaku sering melihat luka pada wajah korban.
Ia menceritakan bahwa luka di tubuh MAA tidak pernah hilang.
Bahkan, setiap kali bermain di luar, selalu ada luka baru yang muncul.
“Itu bocah kok bonyok-bonyok gak pada ilang, tiap main lukanya luka baru. Ada bekas cekekan di muka, tapi kalau di badan gak keliatan karena pakai baju,” ujarnya.
Dari pengakuan warga, luka-luka tersebut sudah tampak sejak Agustus 2025.
Namun karena tidak memiliki bukti kuat, mereka tidak berani menuduh tanpa dasar.
• Fakta-fakta Wanita Hamil Tewas saat Check In Bersama Pria Bukan Suami di Hotel 2025
3. Korban Diduga Sering Dipukul dan Disundut Rokok
Keterangan warga memperkuat dugaan adanya kekerasan berat.
Pada area punggung korban ditemukan banyak luka lebam serta bekas luka yang diduga akibat sundutan rokok.
Kondisi ini menunjukkan adanya kekerasan sistematis yang dilakukan berulang kali.
“Punggungnya lebam semua, ada juga bekas kayak sundutan rokok,” kata Jaenal.
Tanda-tanda ini kelak menjadi bukti penting dalam proses penyelidikan pihak kepolisian.
4. Korban Tak Pernah Mengadu, Diduga Takut pada Ibu Tiri
Tragisnya, bocah 6 tahun itu tidak pernah menceritakan penderitaannya kepada siapa pun.
Menurut warga, MAA cenderung diam dan menutupi luka-lukanya.
Saat ditanya alasan luka di tubuhnya, korban hanya menjawab singkat “jatuh di kamar mandi” atau “berantem sama kakak”.
“Kayaknya dia takut, mungkin dapat ancaman dari orang tuanya,” ujar Isah dengan nada getir.
Sikap diam korban memperlihatkan ketakutan mendalam yang membuatnya memilih menanggung rasa sakit sendirian.
5. Warga Sudah Berniat Melapor, Tapi Terlambat
Beberapa hari sebelum kejadian tragis, warga sekitar sebenarnya sudah berencana melaporkan dugaan penganiayaan kepada pihak kepolisian.
Namun rencana itu tertunda karena kesibukan masing-masing.
“Kita udah rencana mau ke polres, tapi ke-skip. Eh, tiba-tiba dengar anak itu meninggal dunia,” ungkap Jaenal.
Penyesalan mendalam pun dirasakan warga karena tidak segera bertindak.
Salah satu warga bahkan sempat merekam kondisi korban sebagai bukti, yang kemudian digunakan polisi dalam proses penyelidikan.
• 7 Fakta Pelajar SMP Tewas dengan Tengkorak Remuk, Diduga Dipukul Teman Sekelas 2025
6. Ibu Tiri Akhirnya Ditangkap dan Mengakui Perbuatannya
Polres Metro Depok bergerak cepat setelah laporan warga masuk.
RN (30), sang ibu tiri, ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam pemeriksaan, RN mengakui telah memukul dan menendang korban hingga meninggal dunia.
“Menurut pengakuan ibunya, dia nonjok hidung, nendang perut, dan mukul pakai sapu,” kata warga bernama Yuyun.
Pengakuan itu memperkuat bukti forensik bahwa kematian MAA bukan akibat kecelakaan, melainkan kekerasan fisik berat yang disengaja.
7. Rumah Pelaku Kini Kosong dan Ditinggalkan
Usai kejadian, rumah kontrakan yang dihuni keluarga korban tampak sepi.
Bangunan berwarna putih di Perumahan Griya Citayem Permai itu kini tertutup rapat tanpa aktivitas apa pun.
Menurut warga, keluarga RN baru menempati rumah tersebut sekitar dua bulan sebelum kejadian.
“Mereka jarang keluar rumah, pintunya selalu tertutup. Suaminya kerja gak tentu, ibunya di rumah terus,” kata Yuyun.
Kini rumah itu menjadi saksi bisu dari kisah tragis seorang anak kecil yang kehilangan nyawa di tangan ibu tirinya sendiri.
Refleksi: Ketika Kepekaan Sosial Bisa Menyelamatkan Nyawa
Kematian bocah 6 tahun tewas dianiaya ibu tiri di Bojonggede Bogor bukan sekadar tragedi keluarga, tapi juga tamparan keras bagi masyarakat luas.
Kasus ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan sosial dan keberanian bertindak saat melihat tanda-tanda kekerasan terhadap anak.
Warga setempat kini berharap aparat penegak hukum menindak tegas pelaku agar memberi efek jera.
Selain itu, mereka menyerukan agar masyarakat tidak ragu melapor bila menemukan dugaan kekerasan di lingkungan sekitar.
Anak-anak adalah cermin masa depan bangsa.
Tak seharusnya mereka menanggung luka akibat kekerasan orang dewasa yang seharusnya melindungi.
• Siswa SD Kertek Tewas Dipukuli di Sekolah, Tragedi Mengerikan Bullying 2025
Tragedi Bojonggede ini menjadi pelajaran pahit, keheningan bisa membunuh lebih cepat daripada kekerasan itu sendiri.
Kasus ini menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak di lingkungan rumah tangga masih menjadi ancaman serius di Indonesia.
Kepedulian warga dan tindakan cepat aparat menjadi kunci utama dalam mencegah tragedi serupa terulang.
Semoga kisah MAA menjadi pengingat bahwa setiap anak berhak atas kasih sayang, bukan kekerasan.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul topik Bocah Disiksa Ibu Tiri
* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
bocah 6 tahun tewas dianiaya ibu tiri di Bojongged
kasus kekerasan anak
penganiayaan anak Bogor
ibu tiri kejam
tragedi keluarga Bogor
Kekerasan Rumah Tangga
ViralNews
| Kode Redeem Seven Knights Rebirth Terbaru Oktober 2025 Lengkap Kumpulan Gift Code Event Netmarble |
|
|---|
| REKOM Harga Emas Besok 28 Oktober 2025 Lengkap Semua Produk Antam, UBS dan Galeri 24 di Pegadaian |
|
|---|
| BLT Kesra 2025: Cara Cek Penerima Bantuan Rp900 Ribu Lewat Situs dan Aplikasi Kemensos |
|
|---|
| CATAT Jadwal BLT Kesra Rp 900 Ribu Dapat Bansos Kemensos Oktober 2025 Cair di Himbara dan Kantor Pos |
|
|---|
| LESU! Bocoran Harga Emas dan Perak Besok 25 Oktober 2025 Lengkap Hasil Prediksi Perdagangan Dunia |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.