Yayasan Kolase dan FINCAPES Libatkan Warga Pontianak Hadapi Ancaman Banjir

Menurutnya, hasil studi yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Pontianak melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AYU NADILA
FOTO BERSAMA - Kegiatan sosialisasi bertema "Mata Warga Memaknai Risiko Banjir Pontianak" di Rumah Budaya Kampung Caping, diikuti sekitar 40 peserta dari berbagai instansi, kelurahan, dan lembaga masyarakat, Selasa 11 November 2025. 

"Luas wilayah Kota Pontianak 118,31 km⊃2; dan dihuni 690.277 jiwa. Perkembangan kota yang pesat telah mengubah area resapan vital menjadi lahan terbangun secara masif. Hal ini juga berimbas pada penurunan muka tanah," sebutnya.

Ia menambahkan, penelitian FINCAPES mendeteksi penurunan muka tanah lebih dari satu sentimeter per tahun, terutama di kawasan Pontianak Utara dan Tenggara.

"Kalau tidak ada intervensi kebijakan, pada 2050 ketinggian banjir bisa mencapai 1,5 meter. Artinya, Pontianak bisa tenggelam," jelasnya.

Rizal mengapresiasi langkah Pemkot Pontianak yang mulai memperbaiki sistem drainase dan menata parit di sejumlah kawasan seperti Jalan Sepakat 2 dan Kampung Yuka.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara warga dan sungai yang menjadi bagian penting kehidupan kota.

"Sungai Kapuas tidak pernah membelah kota. Justru Sungai Kapuaslah yang menyatukan Pontianak. Karena sungainya duluan ada, baru kotanya. Ini yang harus kita jaga sebagai bagian dari peradaban sungai," tuturnya.

Sementara itu, Manajer Program Photovoice Yayasan Kolase, Arief Nugroho, mengatakan bahwa Photovoice merupakan metode fotografi komunitas yang menggabungkan dokumentasi visual dengan pemberdayaan masyarakat.

"Photovoice merupakan metode berbasis fotografi komunitas yang tidak hanya berfungsi sebagai pendokumentasian isu sosial seperti banjir, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan individu untuk menjadi agen perubahan, memperluas jaringan, serta menjembatani komunikasi antara masyarakat dan pemerintah," pungkasnya.

Menurut Arief, kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam upaya pencegahan serta adaptasi terhadap banjir.

"Kami ingin tahu persepsi publik terhadap banjir, sekaligus mengungkap perspektif kelompok rentan seperti perempuan, lansia, pekerja informal, pemuda, dan penyandang disabilitas," jelasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved