Dorong Wanita Sehat, RSUD dr Soedarso Ajak Wujudkan Generasi Cerdas Menuju Indonesia Emas 2045

Ia menyoroti pentingnya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan penyakit infeksi menular yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Anggita Putri
KESEHATAN WANITA - Dr. dr. Manuel Hutapea, Sp.OG (K) Onk, M.H, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan generasi cerdas menuju Indonesia Emas 2045. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Salah satu dokter terbaik RSUD dr. Soedarso, Dr. dr. Manuel Hutapea, Sp.OG (K) Onk, M.H, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan generasi cerdas menuju Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam program Bincang Informasi Pelayanan Kesehatan (Bingke) Soedarso yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Tribun Pontianak, Kamis 23 Oktober 2025. 

“Tidak ada individu lahir ke dunia tanpa peran seorang ibu. Maka penting bagi wanita memiliki akal pikir yang sehat dan kesiapan yang baik dalam mempersiapkan generasi masa depan. Wanita adalah pilar utama bangsa,” ujar dr. Manuel.

*Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan

Dr. Manuel menjelaskan, periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK), dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, menjadi fase paling krusial dalam menentukan kualitas kecerdasan dan kesehatan generasi berikutnya.

“Dalam 3-4 minggu pertama kehamilan sudah mulai terbentuk otak janin. Pada usia 12 minggu, sel-sel otak berkembang pesat. Karena itu, sejak masa kehamilan hingga balita, tumbuh kembang anak harus benar-benar diperhatikan,” jelasnya.

Ia menambahkan, kesiapan seorang ibu sejak sebelum hamil, selama kehamilan, hingga pascapersalinan menjadi kunci lahirnya generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Menurut dr. Manuel, Indonesia tengah menargetkan menjadi negara maju pada tahun 2045. Untuk mencapainya, pemberdayaan dan kesehatan perempuan harus menjadi prioritas utama.

Baca juga: Tingkatkan Layanan Kesehatan, RSUD Soedarso Kini Bisa Lakukan Tindakan Coiling Aneurisma

“Persiapan menuju Indonesia Emas harus dimulai dari keluarga. Perempuan perlu mempersiapkan diri dengan baik, menjaga kesehatan reproduksi, dan melahirkan generasi yang kuat. Kita ingin ibu-ibu yang tidak hanya sehat, tetapi juga mampu menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya,” ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan penyakit infeksi menular yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan WHO tahun 2021, AKI Indonesia masih berada di angka 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan ditargetkan turun menjadi 70 per 100.000 pada tahun 2030.

Dr. Manuel, yang juga konsultan onkologi ginekologi, menyampaikan bahwa kanker serviks, ovarium, dan rahim masih menjadi penyebab utama tingginya angka kesakitan pada perempuan di Indonesia.

“Kanker serviks masih menempati peringkat teratas di Asia. Padahal, penyakit ini bisa dicegah melalui deteksi dini dan vaksinasi HPV,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah saat ini telah mengintensifkan program vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus) bagi anak perempuan usia sekolah dasar, sesuai target WHO bahwa 90 persen anak perempuan hingga usia 15 tahun harus sudah menerima vaksin lengkap.

Selain itu, pemerintah juga mendorong skrining dini HPV dan tes IVA untuk mendeteksi potensi kanker serviks pada perempuan dewasa.

“Virus HPV sering kali tidak menimbulkan gejala. Karena itu, deteksi dini menjadi langkah penting. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan HPV test atau IVA test yang lebih sederhana dan bisa dilaksanakan di fasilitas kesehatan daerah,” kata dr. Manuel.

Meski demikian, cakupan vaksinasi HPV di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan vaksin yang terbatas di daerah serta harga yang relatif mahal bagi masyarakat yang harus vaksin mandiri.

“Vaksin HPV belum sepenuhnya tersedia di e-katalog RSUD dr. Soedarso. Saat ini masih dilakukan secara mandiri melalui dokter, di luar program pemerintah yang difokuskan untuk anak SD. Namun, kami berharap ke depan harga vaksin bisa ditekan melalui produksi dalam negeri oleh Bio Farma,” jelasnya.

Dr. Manuel juga menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam memperluas akses, meningkatkan kapasitas laboratorium, serta melatih tenaga kesehatan hingga ke tingkat desa.

“Pemerintah punya peran besar membangun akses layanan, melatih SDM, dan berkolaborasi dengan masyarakat agar perempuan di seluruh pelosok bisa memeriksakan diri secara rutin. Ini adalah PR bersama untuk mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved