DR Sofiati: Tapaki Karier dari Guru di Sukadana, Hingga Jadi Widyaiswara Ahli Utama

Sofiati menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2001. Ia bahkan menjadi salah satu doktor termuda saat itu.

Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
WIDYAISWARA AHLI UTAMA - DR. Sofiati saat diwawancarai mengenai perjalanan hidupnya hingga menjadi seorang Widyaiswara Ahli Utama, Sabtu 25 Oktober 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sosok DR Sofiati adalah contoh nyata bahwa pendidikan dan kerja keras bisa membawa seseorang mencapai puncak karier.  

Perempuan kelahiran Brebes, Jawa Tengah, 23 Juni 1970 ini kini menjabat sebagai Widyaiswara Ahli Utama di BPSDM Kalimantan Barat, jenjang tertinggi dalam jabatan fungsional Widyaiswara.

Sofiati menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2001. Ia bahkan menjadi salah satu doktor termuda saat itu. 

“Waktu itu saya lulus jadi doktor termuda, usia 31 tahun. Karena saya mulai kuliah S3 pada usia 28 tahun,” kenangnya.

Seniman Muda Pontianak Temukan Gaya Surrealis Lewat Eksplorasi Karya

Perjalanan kariernya dimulai dari dunia pendidikan. 

Setelah lulus kuliah, ia mengabdi sebagai guru IPA di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara yang waktu itu masih bagian dari Ketapang. Dari sana, jalan hidupnya terus menanjak.

Setelah itu ia menyelesaikan pendidikan sambil bekerja, lalu mengajukan tugas belajar ke Jakarta. 

Kemudian, ia meniti karier di berbagai lembaga pemerintahan, termasuk Dinas 
Pendidikan Provinsi Kalbar

Ia juga pernah menjabat sebagai Komisioner KPU Provinsi Kalimantan Barat periode 2008–2013.

“Sebagai penyelenggara pemilu, saya bekerja keliling seluruh Kalbar selama lima tahun itu. Alhamdulillah, lancar semuanya,” ujarnya.

Selepas dari KPU, Sofiati kembali ke dunia pendidikan dan pelatihan ASN. Sejak 2015, ia menjadi Widyaiswara.

Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas dan wewenang penuh untuk mendidik, mengajar, dan melatih PNS lainnya di lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah. 

Mereka memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi ASN melalui tugas seperti pembelajaran, pengembangan program pelatihan, dan penjaminan mutu pelatihan.

Dia pun rajin membuat tulisan, melakukan penelitian serta mengumpulkan angka kredit untuk naik ke jenjang tertinggi. 

“Saya naik setiap dua tahun karena rajin mengikuti kegiatan pengembangan diri. Tahun 2021 saya jadi Widyaiswara Utama, dan tahun 2024 naik ke pangkat tertinggi 4E,” jelasnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved