Pembunuhan di Kayong Utara

MOTIF Kasus Pembunuhan Mirawati di Kayong Utara Akhirnya Terungkap!

Namun KN dinyatakan meninggal usai mengalami pendarahan pada Rabu 29 Oktober 2025 dini hari.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Kolase Faisal Ilham/Istimewa
KASUS PEMBUNUHAN MIRAWATI - Kolase foto Jaitun (kiri) bersama keponakannya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sungai Gali, Pangkalan Buton, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Rabu 29 Oktober 2025 (kiri atas) dan Terduga pelaku pembunuhan Mirawati (27), karyawan PT Cipta Usaha Sejati (CUS) di Kayong Utara saat dirawat di RSUD Gusti Abdul Gani, Lamandau, Kalteng sebelum dinyatakan meningal pada Rabu 29 Oktober 2025 dini hari (tengah). 
Ringkasan Berita:KN dinyatakan meninggal usai mengalami pendarahan pada Rabu 29 Oktober 2025 dini hari.

 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA - Satu per satu misteri di kasus pembunuhan Mirawati (27), karyawan PT Cipta Usaha Sejati (CUS) yang ditemukan tewas berlumuran darah dimess perkebunan kelapa sawit, di Lubuk Batu, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara pada awal September 2025 lalu terpecahkan.

Sebelumnya, tim gabungan berhasil menangkap terduga pelaku berinisial KN di Simpang Sukamara Km 14 kelurahan Nanga Bulik, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa 28 Oktober 2025.

Namun KN dinyatakan meninggal usai mengalami pendarahan pada Rabu 29 Oktober 2025 dini hari.

Sebelum KN meninggal, Kasat Reskrim Polres Kayong Utara, Iptu Hendra Gunawan menyebut pihaknya berhasil mengulik motif kematian Mirawati.

Iptu Hendra menyebut KN masuk kerumah atau mess korban dengan tujuan untuk mencuri.

Namun korban terbangun dari tidurnya dan melakukan perlawanan. 

‎"Berdasarkan keterangan tersangka, dia masuk ke rumah korban Mirawati dengan maksud mencuri. Namun korban terbangun dan langsung menarik baju tersangka. Saat itu, tersangka langsung menusukkan pisaunya secara membabi buta ke arah korban," ungkap Iptu Hendra saat dikonfirmasi TribunPontianak, Rabu 29 Oktober 2025.

ALASAN Terduga Pelaku Pembunuhan Mirawati di Kayong Utara Tewas Sehari Setelah Ditangkap Polisi

‎Iptu Hendra juga mengatakan bahwa menurut pengakuaan K, dirinya tidak mengetahui bagian tubuh mana dari korban yang terkena tusukan pada kejadian tersebut. 

‎"Tersangka mengaku tidak mengetahui bagian tubuh mana saja yang terkena tusukan karena kondisi saat itu gelap akibat mati lampu. Ia menusuk secara acak," tambahnya.

‎Lebih lanjut, Iptu Hendra menyampaikan bahwa dengan meninggalnya pelaku, proses hukum perkara tersebut akan dihentikan.

‎"Jika pelaku meninggal dunia, maka perkara akan SP3. Namun misteri meninggalnya Mirawati sudah terpecahkan. Pelaku serta motifnya juga telah terungkap," pungkasnya.

Jasad KN Diserahkan ke Keluarga

Iptu Hendra menyebut pihaknya sudah menyerahkan KN kepada kelurga. 

‎"Iya benar. Barusan kami serah terima jenazahnya. Pihak keluarga menerima ikhlas," jelasnya saat dikonfirmasi TribunPontianak, Rabu 29 Oktober 2025.

‎Ia mengungkapkan bahwa KN meninggal dunia dikarenakan mengalami pendarhan.

Sebelum meninggal K sempat kritis dan akhirnya meninggal di RSUD Gusti Abdul Gani, Lamandau, Kalteng. 

‎"Setelah ditangkap, sekitar pukul 11.00 WIB tersangka dibawa ke RSUD Gusti Abdul Gani Lamandau untuk dilakukan perawatan. Namun pada Rabu pukul 00.15 WIB pelaku dinyatakan kritis, dan pada pukul 00.30 WIB meninggal dunia akibat pendarahan," jelasnya. 

‎Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah terduga pelaku langsung diantar ke rumah orang tuanya di Dusun Pematang Rimba, Desa Teluk Mutiara, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sekitar pukul 05.00 WIB. Jenazah kemudian diserahterimakan kepada pihak keluarga pada pukul 12.00 WIB.

KEJANGGALAN Kasus Pembunuhan Mirawati di Kayong Utara, Keluarga Ungkap Fakta Mengejutkan

Keluarga Ungkap Kejanggalan

Di sisi lain, ibu korban, Jaitun, menilai banyak kejanggalan dalam peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.

‎‎Ia mengaku sulit memahami penjelasan bahwa pelaku hanya berniat mencuri.

‎‎“Kalau betul dia mau mencuri, kenapa hanya anak saya yang jadi korban? Di mes itu ada dua orang, tapi yang satu tidak apa-apa. Barang-barang lain tidak diambil, motor anak saya yang di curi malah dibakar. Tak masuk di akal kalau cuma mau mencuri,” ungkap Jaitun dengan suara bergetar kepada  Tribun Pontianak, Rabu 29 Oktober 2025.‎

‎Jaitun juga mempertanyakan mengapa dirinya tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi dari polisi mengenai penangkapan hingga kematian pelaku berinisial KN.

‎Ia menuturkan, kabar meninggalnya pelaku justru ia dapatkan dari orang lain, bukan dari aparat kepolisian.

‎‎“Kami tahunya dari orang lain, bukan dari polisi. Kami ingin tahu benar, kenapa bisa meninggal. Jangan-jangan dia tidak sendiri,” ujarnya penuh curiga. 

‎‎Menurut Jaitun, seharusnya pihak kepolisian menghubungi keluarga secara langsung untuk menyampaikan perkembangan kasus, termasuk kondisi pelaku.

‎‎Sebelumnya, ia bahkan sempat berpesan agar pelaku ditangkap dalam keadaan hidup, karena ingin bertanya langsung mengenai motif sebenarnya.

‎‎“Seharusnya perwakilan pihak polisi datang kerumah atau menelpon untuk memberikan kabar ini, Saya juga sudah pesan, kalau pelakunya ketemu jangan langsung diapa-apakan. Tangkap hidup-hidup saja, saya ingin tahu kenapa anak saya sampai dibunuh begitu sadis,” tuturnya.

‎‎Kejanggalan itu bukan hanya soal Jaitun yang tidak mendapat informasi mengenai penangkapan maupun kondisi K yang telah meninggal dunia.

‎‎Pihak keluarga juga terkejut karena lokasi kejadian, atau mess tempat Mirawati ditemukan dalam keadaan bersimbah darah, telah dibersihkan tanpa sepengetahuan mereka.

‎‎Padahal, Jaitun dan keluarga belum sempat melihat kondisi terakhir kamar anaknya sebelum dibersihkan.

‎‎“Pas kami datang, darahnya sudah hilang, dindingnya sudah dicat. Padahal belum ada kejelasan apa-apa. Kami merasa ada yang ditutup-tutupi,” katanya.

‎‎Ia juga menilai, seharusnya pihak keluarga dilibatkan atau minimal diberi kesempatan melihat kondisi terakhir kamar anaknya sebelum dilakukan pembersihan.

‎‎Meski pihak kepolisian menyatakan perkara akan dihentikan (SP3) karena pelaku telah meninggal dunia, Jaitun berharap penyelidikan tetap dilanjutkan untuk memastikan tidak ada pihak lain yang terlibat.

‎‎“Saya belum bisa terima sebelum tahu seluruh kebenarannya. Selama itu belum jelas, hati saya tidak akan tenang," tegasnya. 

‎‎Jaitun menaruh kecurigaan cukup dalam terhadap kasus ini. Ia menduga pelaku tidak bertindak seorang diri, dan meyakini ada pihak lain yang terlibat di balik kematian anaknya.

‎‎“Tak mungkin dia sendirian. Saya yakin ada orang lain di balik semua ini,” pungkasnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved