Gubernur Ria Norsan Ikut Perang Ketupat di Tayan Bersama Warga, Dorong Pelestarian Budaya Lokal

Tanpa jarak, Ria Norsan berdiri di atas kapal bersama sejumlah tokoh. Dengan ketupat di tangan, dia beberapa kali melempar ke arah peserta lain.

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
PERANG KETUPAT - Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan terlihat ikut aktif melempar ketupat. Dia tertawa lepas bersama warga dan para tokoh kerajaan yang ikut serta dalam tradisi Perang Ketupat, rabu 29 Oktober 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Suasana di Sungai Kapuas, Tayan, Kabupaten Sanggau penuh tawa dan sorak gembira, Rabu 29 Oktober 2025. 

Beberapa kapal berisi peserta tampak saling berdekatan, sementara ketupat melayang ke udara sebelum jatuh mengenai siapa pun yang berada di dekatnya. 

Di antara mereka, Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan terlihat ikut aktif melempar ketupat. Dia tertawa lepas bersama warga dan para tokoh kerajaan yang ikut serta dalam tradisi Perang Ketupat.

Tradisi yang menjadi bagian dari agenda Mande Bedel Keraja ini digelar oleh Keraton Pakunegara Tayan dan dipimpin langsung oleh Raja Tayan, Gusti Yusri. 

Ritual budaya ini diikuti para raja dan sultan se-Kalimantan Barat serta perwakilan Forum Silaturahmi Kerajaan Nusantara (FSKN).

Tanpa jarak, Ria Norsan berdiri di atas kapal bersama sejumlah tokoh. Dengan ketupat di tangan, dia beberapa kali melempar ke arah peserta lain.

Warga pun bersorak saat melihat orang nomor satu di Kalbar itu ikut terkena lemparan ketupat.

“Tradisi seperti ini seru. Bukan hanya melestarikan budaya, tapi juga mempererat hubungan antar warga,” ujar Ria Norsan.

Baca juga: Usai Hadiri Munas APPSI VII, Gubernur Ria Norsan Harap Kolaborasi Antar Daerah Semakin Kuat 

Norsan menyebut perang ketupat sebagai simbol kebersamaan yang mencerminkan karakter masyarakat Kalbar yang rukun dan terbuka.

Dia pun menegaskan, tradisi dan budaya memang harus terus dilestarikan sebagai pondasi penting bagi pembangunan yang bermartabat. 

Menurutnya, Pemprov Kalbar terus berkomitmen untuk mendukung kegiatan kebudayaan yang berakar pada nilai-nilai lokal, seperti tradisi Perang Ketupat di Tayan ini.

“Pelestarian budaya adalah bagian dari identitas daerah dan kekuatan sosial yang harus dijaga. Melalui agenda seperti ini, kita tidak hanya merawat tradisi, tetapi juga memperkuat sektor pariwisata berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

Gubernur menegaskan bahwa Kecamatan Tayan, dengan tradisi Mande Bedel Keraja dan Perang Ketupat, ditetapkan sebagai simpul strategis dalam koridor budaya Kalimantan Barat

Untuk itu, Pemprov mengajak Pemkab Sanggau untuk berkomitmen pada empat hal utama yakni, penguatan infrastruktur dan aksesibilitas wisata, termasuk revitalisasi kawasan keraton, mendorong digitalisasi promosi budaya, memberdayakan pelaku UMKM dan komunitas adat serta mengintegrasikan Festival Budaya ke dalam Kalender Pariwisata Provinsi.

Dalam tradisi Perang Ketupat, warga saling melempar ketupat yang telah disiapkan oleh panitia sebagai simbol kebersamaan dan penghapusan dosa serta rasa iri antar sesama. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved