PKM Dosen Universitas PGRI Pontianak Hadirkan Inovasi Pembelajaran IPA Berbasis Teknologi

Secara tegas Adji menyatakan, apabila terdapat ASN yang melakukan pelanggaran hukum, maka penegakan hukum wajib dilakukan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
WORKSHOP - Workshop Alat Percobaan IPA Berbasis Arduino UNO yang dilaksanakan oleh dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas PGRI Pontianak berlangsung pada Selasa 28 Oktober 2025, di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BENGKAYANG - Workshop Alat Percobaan IPA Berbasis Arduino UNO yang dilaksanakan oleh dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas PGRI Pontianak berlangsung pada Selasa 28 Oktober 2025, di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang bertujuan memperkuat kompetensi guru IPA dalam pembelajaran berbasis teknologi. 

Di era digital saat ini, guru sains dituntut tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menghadirkan pembelajaran yang kontekstual, inovatif, dan berbasis teknologi sebagai upaya menjawab tantangan dunia pendidikan yang terus berkembang.

Melalui workshop ini, Universitas PGRI Pontianak berkontribusi membantu guru memanfaatkan teknologi sederhana seperti Arduino untuk kegiatan praktikum yang menarik, terjangkau, dan bermakna bagi siswa.

Workshop dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas MIPA dan Teknologi, Ira Nofita Sari, M.Pd., serta menghadirkan narasumber utama Dr. Wahyudi, M.Pd., M.Si., dosen Pendidikan Fisika Universitas PGRI Pontianak yang dikenal aktif mengembangkan alat percobaan berbasis mikrokontroler. 

Kontribusi Dosen Universitas PGRI Pontianak dalam Peningkatan Kompetensi Guru Fisika di Bengkayang

Kegiatan diikuti oleh guru-guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA SMP Kabupaten Bengkayang, dengan semangat tinggi untuk berinovasi dalam pembelajaran.

“Melalui kegiatan PKM ini, kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak harus mahal. Dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, guru dapat menghadirkan pembelajaran sains yang menarik dan relevan dengan perkembangan teknologi,” ujar Ira Nofita Sari.

Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara dosen, mahasiswa, dan guru sebagai wujud nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Selain dosen dan guru, kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa Pendidikan Fisika, yaitu Tiko, Nusaibah, dan Dinda Sabila, yang berperan aktif dalam membantu praktik perakitan alat, instalasi komponen Arduino, hingga bimbingan teknis kepada peserta. Kehadiran mahasiswa memperkuat keterhubungan antara teori di kampus dan praktik di lapangan.

Dalam sesi utama, Dr. Wahyudi memaparkan konsep dasar Arduino UNO, sebuah papan mikrokontroler sederhana dan terjangkau yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai alat percobaan IPA. 

Peserta diajak memahami cara kerja sensor dan aktuator dalam mendeteksi besaran fisika seperti suhu, cahaya, dan gerak. 

Mereka juga berkesempatan merangkai serta memprogram alat sederhana seperti termometer digital, pengukur kelembapan udara, dan detektor cahaya otomatis.

Pendekatan berbasis hands-on learning membuat peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga aktif merakit dan menguji alat secara langsung. 

Banyak guru mengaku antusias karena selama ini praktikum sering terkendala keterbatasan alat. 

Melalui Arduino, mereka dapat menciptakan alat percobaan murah, praktis, dan sesuai dengan kurikulum IPA SMP.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved