Meteran Listrik dengan Daya 450 VA sudah Terpasang di Rumah Sendiri, Rumah Terang dan Hemat Biaya 

Pemerataan listrik akan membuka jalan bagi tumbuhnya pendidikan yang lebih baik, berkembangnya usaha kecil, serta meningkatnya layanan publik

|
Penulis: Jamadin | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK. CO. ID/ Jamadin
TOKEN LISTRIK - Kima saat isi token listrik di rumahnya, Selasa 21 Oktober 2025. Dengan daya 450 VA, token listrik Rp 20 ribu mampu bertahan sebulan lebih hingga dua bulan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Syukur Alhamdulillah, itulah ucapan warga Desa Kakap, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kima ketika rumahnya terpasang jaringan listrik. 

Sejak terpasangnya meteran (KWH) listrik di rumahnya dengan daya 450 VA, dia merasa terbantu dan bisa leluasa menerangi rumahnya. 

Selain penerangan, dia juga bisa menyalakan televisi kapan pun dia suka. Sebelumnya, Kima nyambung aliran listrik ke tetangga sebelah. 

"Sebelumnya 'nyantol' (nyambung) ke tetangga sebelah. Kemudian mengajukan sambungan, dengan daya 450 VA, pakai voucher," terang Kima, Selasa 21 Oktober 2025.

Kima menceritakan, sebelum memasang jaringan listrik, sempat menggunakan pelita untuk penerangan di rumahnya. 

" Dulu,  kami hanya mengandalkan pelita atau lampu minyak untuk menerangi malam. Kemudian kami menyambung listrik dari rumah tetangga, itu pun dengan daya terbatas," cerita Kima. 

Dengan adanya listrik, banyak hal menjadi lebih mudah dan beraktivitas lebih produktif dan juga biaya yang dikeluarkan juga terjangkau dan bisa dibilang hemat. 

Selain sebagai petani, kima juga memelihara ayam dan bebek untuk penghasilan tambahan. 

Dengan tersambung nya jaringan listrik di rumahnya, janda tanpa anak ini bisa memasang lampu penerangan di kandang ayam untuk mencegah atau melindungi anak ayam dari serangan tikus atau binatang buas lainnya. 

"Tentunya, kami berterima kasih kepada pemerintah dan PLN yang telah membantu ini. Program listrik ini benar-benar menyentuh masyarakat kecil seperti saya. Bantuan ini memberi kami semangat baru untuk memperbaiki kehidupan sebagai masyarakat kecil," terang Kima. 

Dengan daya 450 VA, voucher Rp 20.000 bisa bertahan dua hingga bulan. Bahkan, ketika ada diskon 50 persen pada awal tahun 2025 kemarin bisa bertahan hingga tiga bulan lebih. 

"Saya isi voucher listrik Rp 20.000, itupun bisa bertahan dua bulan lebih, bahkan bisa tiga bulan. Kita pakai lampu listrik dengan watt rendah, belasan watt setiap lampu nya, dan hanya beberapa lampu saja," jelas Kima. 

RESMI Tarif Listrik per kWh Subsidi dan Non-Subsidi Terbaru Berlaku Mulai 23 Oktober 2025

Dia berharap program penerangan atau pemasangan jaringan listrik menjangkau lebih banyak keluarga di pelosok yang masih hidup tanpa listrik. 

Karena, listrik bukan hanya untuk penerangan, tapi juga tentang masa depan dan kesejahteraan masyarakat. 

Hal serupa juga dirasakan Nor Yani, warga Sungai Belidak, Kakap. Dengan daya 450 VA ia  bisa menikmati energi listrik dengan biaya bulanan murah.

Selain untuk penerangan, ia bisa meringankan pekerjaan rumah, seperti mencuci pakaian. "Kalau sebelumnya mencuci pakai tangan, sekarang pakai mesin cuci. Dan juga sebelumnya  di toilet air pakai angkut, sekarang pakai mesin air," jelasnya. 

Sebagai warga yang hidup di Desa, sejak adanya energi listrik di rumahnya, memberikan banyak manfaat dari sebelum teraliri listrik dari PLN. 

" Kalau punya meteran sendiri, kita lebih leluasa menggunakan listrik. Apalagi kalau punya hajatan, bisa nambah lampu untuk penerangan," jelasnya singkat. 

Dorong Program Listrik Desa

Anggota Komisi XII DPR RI, Cornelis belum lama ini mengatakan hingga 2025 masih ada desa di Kalbar yang belum menikmati listrik PLN.

Masyarakat di Desa yang belum menikmati listrik tersebut bergantung pada energi alternatif atau bahkan hidup tanpa listrik sama sekali.

Dengan demikian lanjut Cornelis, ada kesenjangan akses energi berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat. Masalah energi listrik ini menjadi perhatian serius Cornelis. 

Angggota Komisi II DPR RI, Cornelis.
BERI KETERANGAN -  Anggota DPR RI, Cornelis mendorong pemerintah mempercepat program listrik desa, yaitu sambungan untuk rumah tangga miskin, penguatan jaringan di wilayah sulit dijangkau, dan subsidi khusus bagi desa tertinggal.  (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE)

Anak-anak di desa gelap harus belajar dengan penerangan seadanya, usaha kecil sulit berkembang, dan juga berdampak pada pelayanan publik seperti puskesmas tidak berjalan maksimal.

Anggota DPR RI dapil Kalbar ini mendorong pemerintah mempercepat program listrik desa, yaitu sambungan untuk rumah tangga miskin, penguatan jaringan di wilayah sulit dijangkau, dan subsidi khusus bagi desa tertinggal. 

Program ini lanjut Cornelis sebagai langkah keadilan sosial yang sejalan dengan amanat konstitusi.

"Pemerataan listrik akan membuka jalan bagi tumbuhnya pendidikan yang lebih baik, berkembangnya usaha kecil, serta meningkatnya layanan publik di Kalbar," jelas Cornelis.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo beberapa waktu lalu mengatakan bahwa listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat dan PLN sebagai tulang punggung ketenagalistrikan nasional memiliki tanggung jawab untuk memastikan akses tersebut dapat dinikmati oleh semua kalangan.

“Kegiatan ini merupakan cerminan kepedulian dan solidaritas insan PLN. Melalui LUTD, PLN ingin semua keluarga di Indonesia dapat memanfaatkan listrik untuk kehidupan lebih baik,” ucap Darmawan.

Pada tahun ini, sampai dengan Agustus 2025 tercatat sebanyak 7.978 keluarga prasejahtera di 38 provinsi telah mendapat sambungan listrik gratis lewat program tersebut.

Ke depan, PLN memastikan program LUTD akan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak keluarga yang membutuhkan, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sebagai bagian dari misi besar PLN mewujudkan keadilan energi untuk semua.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved