79 Warga Kapuas Hulu Terpapar DBD, Ini Langkah Dinas Kesehatan

Terakhir kecamatan Kalis 1 orang, Semitau 1 orang, Embaloh Hulu 1 orang, Empanang 1 orang, Bika 1 orang, Jongkong 1 orang, Puring Kencana 1 orang.

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/SAHIRUL HAKIM
KASUS DBD - Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes PP KB Kapuas Hulu, Kastono, menyampaikan penderita DBD di Kabupaten Kapuas Hulu sampai dengan tanggal 30 September 2025 sebanyak 79 orang. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PP KB), Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, mencatat penderita Demam Dengue Berdarah (DBD) di Kabupaten Kapuas Hulu sampai dengan tanggal 30 September 2025 sebanyak 79 orang.

Dimana dari 79 orang penderita DBD tersebar dibeberapa kecamatan, wilayah Kabupaten Kapuas Hulu seperti, Putussibau Utara 32 orang, Putussibau Selatan 16 orang, Batang Lupar 5 orang.

Terus Kecamatan Silat Hulu 5 orang, Bunut Hulu 4 orang, Badau 4 orang, Hulu Gurung 2 orang, Seberuang 1 orang, Silat Hilir 1 orang, Pengkadan 1, Mentebah 1 orang.

Terakhir kecamatan Kalis 1 orang, Semitau 1 orang, Embaloh Hulu 1 orang, Empanang 1 orang, Bika 1 orang, Jongkong 1 orang, Puring Kencana 1 orang.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes PP KB Kapuas Hulu, Kastono menyampaikan, sedangkan angka kematian akibat DBD tidak ada di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.

Dinkes dan DPRD Kapuas Hulu Minta Petunjuk Dinkes Kalbar Cara Pelayanan Kesehatan Yang Baik 

"Pada minggu ke 39 ini belum ada laporan penderita DBD baik di Puskesmas maupun RS di Kapuas Hulu," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Selasa 30 September 2025.

Sedangkan upaya yang telah dilakukan untuk penanganan kasus DBD, jelas Kastono, pihaknya telah melakukan komunikasi, informasi dan edukasi ke masyarakat, tentang pemahaman pengenalan gejala DBD.

"Kita terus melakukan penyuluhan di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya, dengan sasaran pasien dan keluarganya," ucapnya.

Selain itu juga, melakukan penyuluhan di sekolah, pemukiman warga melalui kunjungan rumah dan pemantauan rumah.

"Kita juga melakukan penyuluhan melalui media massa, agar masyarakat luas mengetahui informasi, tentang cara penularan dan pencegahan DBD, serta bagaimana cara pertolongan pertama pada penyakit DBD," ujarnya.

Terus melakukan penyuluhan di tempat-tempat umum, dan penyuluhan yang dilakukan di sarana umum seperti terminal, pasar, dan lain-lain. 

Serta peningkatan upaya pergerakan masyarakat yaitu, dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dengan melakukan 3M Plus melalui kegiatan menguras, menutup dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.

"Juga lebih penting lagi adalah, plus mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti nyamuk oles, spray, memberantas jentik nyamuk dengan larvasida di genangan air, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan melakukan gerakan gotong-royong di lingkungan tempat tinggal masing-masing, melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J), di lingkungan rumah, lingkungan perkantoran, sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum (TTU)," ucapnya.

Kegiatan lainnya yaitu, PSN 3M Plus dan GIRIJ dilakuan secara rutin sekurangnya seminggu sekali, dengan cara melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik di rumah pada kartu jentik, mengenal tanda dan gejala DBD, sehingga segera melakukan pemeriksaan kepada petugas kesehatan.

"Jika ada anggota keluarga yang diduga menderita penyakit DBD, melaporkan kepada RT/RW, Kepala Desa/Kelurahan, jika ada anggota keluarga yang diduga menderita penyakit DBD, agar dilakukan penggerakan masyarakat di sekitarnya guna mencegah meluasnya penularan penyakit ini," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved