Program JKN Jadi Penolong Xaverius Lawan Penyakit Diabetes

Terlebih, seluruh pengobatan yang dijalaninya sepenuhnya menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ia ikuti melalui segmen...

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
DOK BPJS SINGKAWANG
Xaverius Sines (52), Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Tidak ada yang menginginkan hidup berdampingan dengan penyakit kronis.

Namun ketika kenyataan berkata lain, yang paling dibutuhkan adalah semangat untuk terus berjuang dan dukungan layanan kesehatan yang mudah diakses serta terjangkau.

Hal inilah yang dirasakan oleh Xaverius Sines (52), seorang petani asal Desa Pampang, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, yang kini menjalani pengobatan secara rutin untuk penyakit diabetes mellitus yang telah dideritanya selama beberapa waktu terakhir.

Selama empat bulan terakhir, Xaverius secara berkala melakukan kontrol dan pemeriksaan lanjutan di Rumah Sakit Vincentius Singkawang.

Meskipun jarak dari desanya ke kota cukup jauh, hal tersebut tidak menyurutkan langkahnya.

Baginya, akses terhadap layanan medis yang lebih lengkap dan terkoordinasi menjadi prioritas utama.

Terlebih, seluruh pengobatan yang dijalaninya sepenuhnya menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ia ikuti melalui segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri, dengan kelas perawatan kelas 2.

Baca juga: Konsisten Bayar Iuran, Wijaya Rasakan Besarnya Manfaat JKN Saat Operasi Katarak

“Saya sudah empat bulan ini rutin ke rumah sakit untuk kontrol dan perawatan. Jaraknya memang jauh, tapi saya jalani karena semua ditanggung JKN. Kalau tanpa JKN, saya tidak tahu harus bagaimana, apalagi sekarang kondisi saya tidak seperti dulu,” ujar Xaverius.

Ia menjelaskan bahwa kondisi kesehatannya kian menurun.

Selain kadar gula darah yang tidak stabil, kini ia juga mengalami penurunan fungsi penglihatan serta kesulitan menggerakkan tangan, terutama saat menggenggam.

Bahkan sebelumnya, ia juga harus melalui proses amputasi pada jari kaki kanan akibat luka diabetes yang tidak kunjung sembuh dan berpotensi menyebabkan komplikasi lebih serius.

“Jari kaki saya diamputasi karena lukanya sudah parah dan tidak bisa sembuh dengan pengobatan biasa. Dari situ saya mulai kontrol rutin ke tiga poli, yaitu poli bedah, poli umum, dan poli penyakit dalam. Saya jalani semua prosedur medis dengan JKN. Sampai sekarang tidak pernah ada kendala apa pun,” ungkapnya.

Baca juga: Program JKN Ringankan Beban Mariah Jalani Operasi Katarak

Sebagai seorang petani yang bergantung pada hasil kebun dan ladang, Xaverius menyadari pentingnya memiliki perlindungan kesehatan.

Kondisi penyakit yang ia alami saat ini membuat aktivitas fisiknya terbatas.

Ia tidak bisa bekerja seperti biasa, sehingga penghasilan pun ikut terdampak. 

Di saat seperti inilah ia merasakan betapa besar manfaat menjadi peserta aktif JKN.

“Kalau harus bayar sendiri pengobatan ini, saya pasti tidak mampu. Tapi karena ikut JKN, saya bisa terus kontrol, rawat jalan, bahkan waktu operasi pun semua dijamin. Saya sangat bersyukur,” katanya.

Selama menjalani pengobatan, Xaverius merasakan kemudahan di berbagai sisi.

Mulai dari proses pendaftaran, antrean layanan, hingga pengambilan obat, semuanya berlangsung lancar.

Ia pun memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN untuk membantu antre secara online saat berkunjung ke rumah sakit, sehingga lebih praktis dan tidak menunggu terlalu lama.

“Saya juga pakai Aplikasi Mobile JKN untuk antre. Lebih mudah dan cepat. Semua layanan JKN yang saya dapatkan sejauh ini sangat memuaskan. Petugas rumah sakit juga melayani dengan baik. Tidak pernah saya merasa dipersulit,” tambahnya.

Melihat manfaat yang begitu besar dari program ini, Xaverius berharap masyarakat yang belum menjadi peserta agar segera mendaftar dan secara rutin membayar iuran.

Baca juga: Empat Kali Lakukan Suntik Mata, Hendrawati Rasakan Manfaat JKN

Ia menekankan bahwa kesehatan tidak bisa diprediksi, dan memiliki jaminan seperti JKN bisa menjadi penolong yang nyata di saat kondisi darurat atau penyakit kronis datang tiba-tiba.

“Orang sering berpikir JKN hanya untuk yang sakit, padahal kita semua butuh perlindungan. Jangan tunggu sakit dulu baru sadar. Saya sudah merasakan sendiri manfaatnya. JKN membantu saya bertahan, berobat, dan semoga perlahan bisa pulih,” tuturnya.

Dengan penuh harap, ia juga menyampaikan pesan agar masyarakat menjaga pola hidup sehat dan tidak menyepelekan gejala-gejala ringan yang muncul.

Menurutnya, pengobatan sejak dini bisa mencegah kondisi yang lebih berat di kemudian hari.

“Kalau ada gejala, jangan dibiarkan. Segera periksa, dan kalau belum punya JKN, segeralah daftar, karena penyakit tidak bisa kita duga kapan datangnya,” tutup Xaverius. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved