Workshop Motivasi KJC 2025: Nani Zulminarni Tekankan Pentingnya Empati dan Kolaborasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERIKAN MOTIVASI - Workshop motivasi bertajuk “Semua Jurnalis adalah Pembaharu” menjadi salah satu rangkaian kegiatan Kolase Journalist Camp (KJC) 2025 yang digelar pada Minggu 24 Agustus 2025.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Workshop motivasi bertajuk “Semua Jurnalis adalah Pembaharu” menjadi salah satu rangkaian kegiatan Kolase Journalist Camp (KJC) 2025 yang digelar pada Minggu 24 Agustus 2025. 

Dalam sesi ini, Nani Zulminarni, Direktur Ashoka Asia Tenggara, mengajak para peserta menggali kembali pengalaman masa kecil yang diyakini menjadi fondasi karakter setiap individu.

“Setiap kita pasti punya satu atau dua peristiwa yang membentuk keputusan-keputusan kita saat ini. Itu menjadi fondasi, menjadikan diri kita seperti sekarang,” ujar Nani.

Dalam sesi ini, sejumlah peserta lantas berbagai pengalaman masa kecil mereka. 

Salah seorang peserta mencontohkan pengalaman masa kecilnya saat menemani sang nenek mengajar mengaji. 

Warga Yuka Pontianak Gali Potensi dan Harapan untuk Kawasan Lebih Maju

Kala itu, peserta yang saat kejadian itu masih menjadi anak kecil kecewa karena uang yang seharusnya bisa dibelikan roti kesukaannya diberikan sang nenek kepada saudara yang membutuhkan. 

Namun pengalaman itu justru menjadi nilai hidup yang ia pegang hingga kini.

“Sejak itu saya percaya, memberi atau bersedekah itu tidak pernah rugi,” kenang seorang peserta.

Nani menegaskan, Ashoka menyebut kisah masa kecil ini sebagai lead young story atau cerita yang membimbing seseorang hingga dewasa. 

Ia menyampaikan, para fellow Ashoka di hampir 100 negara pun memiliki cerita serupa yang menjadi pijakan mereka dalam berkarya.

Lebih jauh, Nani menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai changemaker. 

“Change making itu basisnya empati. Ketika kita mampu menggali cerita orang lain, kita sedang melatih empati,” jelasnya.

Ia menambahkan, seorang changemaker bukan hanya individu yang bekerja sendiri, melainkan kolaborator. 

“Dunia ini nggak bisa kita hadapi sendiri. Harus kolaborasi,” katanya.

Dalam paparannya, Nani juga mengingatkan bahwa perubahan teknologi dan sosial berjalan sangat cepat, bahkan memunculkan tantangan baru seperti kesenjangan, hoaks, adiksi gawai, hingga krisis lingkungan. 

Halaman
12

Berita Terkini