Kelalaian Perawatan Pascaoperasi
Menurut pengakuan keluarga, setelah operasi, perawatan terhadap bayi Alesha dinilai tidak maksimal.
Popok dan pakaian bayi yang berlumuran darah tidak segera diganti, bahkan dokter jarang memantau kondisi pasien secara langsung.
“Seharusnya bayi dilihat, bajunya basah ada bercak darah bekas operasi diganti. Tapi ini enggak. Dibiarkan saja,” kata Sandi.
Saat kondisi bayi semakin kritis, keluarga diminta memindahkan Alesha ke ruang PICU.
Namun ruang perawatan intensif di RSUD Abdoel Moeloek penuh, dan pihak rumah sakit meminta keluarga mencari sendiri ketersediaan PICU di rumah sakit lain.
Sayang, keterlambatan penanganan membuat Alesha meninggal dunia sebelum dipindahkan.
Suara Pihak RSUD Abdoel Moeloek
Kasus ini langsung menjadi sorotan publik. Direktur RSUD Abdoel Moeloek, dr Imam Ghozali, angkat bicara.
Ia menegaskan bahwa praktik meminta uang di luar ketentuan resmi adalah ulah oknum.
“Kami sangat prihatin. Kalau ada praktik di luar aturan, itu murni ulah oknum, bukan kebijakan rumah sakit,” kata Imam.
Menurutnya, kasus ini sedang ditangani Komite Medik, Komite Mutu, dan Wakil Direktur Pelayanan Medik.
Pihak rumah sakit juga sudah mencabut kewenangan dokter BR dalam menangani pasien BPJS.
“Permasalahan bukan pada kondisi medis, tetapi pada dugaan adanya oknum yang meminta biaya tambahan dengan alasan membeli alat. Itu jelas tidak dibenarkan,” ujarnya.
Edukasi: Mengenal Penyakit Hirschsprung