Dana Rp2 M Dipertanyakan, Bangunan SMPN 1 Pinyuh Rusak dalam 2 Tahun Aktivis Desak APH Usut Tuntas!

Penulis: Ramadhan
Editor: Syahroni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AKTIVIS BERSUARA - Foto kolase Tribun Pontianak antara aktivis Mempawah,Muslim beserta konfisi bangunan SMPN 1 Sungai Pinyuh, Senin 11 Agustus 2025. Muslim meminta Bupati Mempawah, Dinas Pendidikan, dan aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas proyek ini.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH – Dunia pendidikan di Kabupaten Mempawah kembali diguncang isu serius.

Aktivis setempat, Muslim, mengungkapkan kekecewaan mendalam sekaligus kemarahan atas kondisi bangunan SMPN 1 Sungai Pinyuh yang mengalami kerusakan parah, padahal baru direhabilitasi pada 2023 dengan anggaran lebih dari Rp2 miliar.

Kerusakan mencolok terjadi pada plafon sekolah yang jebol dan nyaris runtuh, disertai kerusakan pada beberapa ruangan lainnya.

Bagi Muslim, hal ini menjadi bukti kuat bahwa proyek rehabilitasi tersebut bermasalah sejak awal.

“Baru dua tahun direhab, kondisinya sudah seperti ini? Ini bukan sekadar kelalaian teknis, tapi tanda ada pihak yang bermain dengan uang rakyat. Jangan tutupi!” tegas Muslim, Senin 11 Agustus 2025.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Kubu Raya, Remaja 17 Tahun Tewas Usai Senggol Truck & Hantam Gerbang Duta Bandara

Ia menuding lemahnya pengawasan dari dinas terkait serta dugaan penggunaan material di bawah standar sebagai penyebab utama cepatnya kerusakan.

“Jangan bersembunyi di balik alasan tender atau RAB. Kalau ada yang salah, bongkar! Jangan tunggu plafon itu menimpa anak-anak kita,” kecamnya.

Desakan Usut Tuntas dan Transparansi Dokumen

Muslim meminta Bupati Mempawah, Dinas Pendidikan, dan aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas proyek ini.

Ia menekankan, seluruh dokumen mulai dari Rencana Anggaran Biaya (RAB), kontrak kerja, hingga berita acara serah terima proyek harus dibuka ke publik.

Baca juga: MIRIS! Gedung SMPN 1 Sungai Pinyuh Rp2-3 M Rusak Hanya 2 Tahun, Plafon Jebol Ancam Guru dan Siswa

“Kalau pemerintah daerah diam, itu bukti mereka melindungi kontraktor nakal. Kami tidak akan tinggal diam,” ujarnya.

Ancaman Aksi dan Laporan Resmi

Ia menegaskan, jika tidak ada langkah nyata dalam waktu dekat, pihaknya bersama sejumlah elemen masyarakat siap menggelar aksi turun ke jalan.

Bahkan, kasus ini akan dilaporkan ke Inspektorat, Ombudsman, hingga aparat penegak hukum.

“Ini bukan sekadar soal bangunan. Ini menyangkut masa depan pendidikan dan keselamatan generasi muda. Uang rakyat harus dipertanggungjawabkan. Jangan main-main!” tutup Muslim.

Halaman
123

Berita Terkini