Ia pernah nyasar ke dalam hutan saat mengantar penumpang ke wilayah Dengkol, sekitar pukul 19.00 WIB.
“Waktu balik, di maps itu masuk ke permukiman ada gang satu dan dua. Tapi, pas masuk gang tiga itu tidak ada permukiman,” jelasnya.
Ia pun mengikuti arahan Google Maps yang membawanya ke jalan gelap, diapit pohon bambu sejauh 5 kilometer.
“Jadi pring-pring (bambu-bambu) itu melengkung seperti terowongan. Gelap banget, saya sampai ngompol,” ujar Ningsih.
Ketakutan memuncak ketika ia melihat sesuatu yang tak lazim. Ia pun pingsan.
Saat sadar, Ningsih sudah berada di rumah warga dan dikerumuni sekitar 20 orang yang menolongnya.
Setelah kejadian tersebut, ia mengaku kapok menerima orderan setelah pukul 19.00.
“Selain rawan ketemu setan, rawan juga ketemu begal,” katanya sambil tertawa getir.
Apakah Google Maps Bisa Menyesatkan Pengemudi?
Retno: Diberi Arah oleh Sosok Kakek Misterius
Retno, rekan sesama ojol perempuan, juga mengalami kejadian aneh.
Saat pulang dari mengantar penumpang pukul 21.00, jalan yang ia lewati tidak terdeteksi oleh peta digital.
Ia terus berputar-putar di lokasi yang sepi.
Saat bingung mencari jalan keluar, ia melihat seorang kakek bersepeda ontel yang tiba-tiba muncul dan memberinya petunjuk arah.
“Ketemu Mbah-mbah, kakek, bilang ke saya jangan ke sana, lewat sana saja,” kata Retno, menirukan gerakan si kakek.