Imlek dan Cap Go Meh

Makna dan Sejarah Kue Keranjang, Sajian Khas Imlek

Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makna dan Sejarah Kue Keranjang, Sajian Khas Imlek. Dalam tradisi Tionghoa, makanan yang manis sering kali dianggap membawa rezeki dan keberuntungan.

 “Karena jika berhenti, tekstur yang diharapkan tidak tercapai, bahkan kue keranjang atau dodol Cina, akan sangat mengeras dan rasa tidak merata,” ungkap Syafarudin.

Alasan di balik penyebutan kue keranjang Menurut Syafarudin, disebut kue keranjang karena dulunya harus menggunakan keranjang-keranjang kecil yang terbuat dari anyaman rotan untuk mencetak kue ini. Sebagian lidah menyebutnya kue ranjang atau kependekan dari keranjang. Nama lainnya adalah kur bakul atau dodol Cina.

“Kue keranjang yang dikenal sekarang hanya ada di Indonesia, dengan sedikit penyebaran di Singapura dan Malaysia,” ucap Syafarudin.

Dalam penyebarannya di Indonesia, kue keranjang kemudian menjadi penganan banyak daerah yang punya kekhasan masing-masing. Disebut juga dengan dodol dan jenang.

Kue keranjang hanya marak menjelang dan saat Tahun Baru Imlek dan akan hilang dari pasaran setelah kemeriahan lebaran Tionghoa berlalu. “Saat ini, serupa juga dodol lainnya, kue keranjang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Kalbar, khususnya di Pontianak dan Singkawang,” tutup Syafarudin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Kue Keranjang, Lebih dari Sekadar Hidangan Saat Imlek" dan "Sejarah Kue Keranjang Khas Imlek, dan Makna di Baliknya". 

Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

 

 

Berita Terkini