Biasanya, seorang qari/qariah atau orang yang menguasai isi Al-Quran melantunkan ayat-ayat suci.
3. Sambutan Wali Yang Berkhitan: Harapan dan Syukur
Wali yang berkhitan, sering kali orang tua, memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, mereka menyampaikan harapan untuk masa depan anak yang berkhitan, seringkali diwakili oleh ayah, sambil mengucapkan syukur kepada Allah SWT.
4. Penyampaian Tausiah: Inti Acara
Sesi ini diisi oleh ulama atau ustaz yang dipercaya untuk memberikan tausiah mengenai khitan.
Isinya mencakup prosesi khitanan sejak zaman Nabi, perintah khitan dari Allah SWT, manfaatnya, dan harapan untuk anak yang menjalani khitanan.
5. Pemotongan Tumpeng: Simbolis dan Formalitas
Simbolis dan formalitas, pemotongan tumpeng melambangkan sahnya khitanan dan kewajiban menjalankan salat karena telah hilang najisnya.
Sesi ini sering mengikuti adat Jawa dan diiringi ucapan selamat dari para hadirin.
6. Hiburan: Pelengkap dan Tradisi Lokal
Meskipun formalitas, beberapa daerah menambahkan hiburan seperti tarian, pertunjukkan wayang, atau seni daerah setempat.
Sesi ini menjadi pelengkap dan menarik perhatian para hadirin.
7. Penutup/Doa: Puncak Acara
Sesi penutup menjadi puncak acara dengan doa penutup yang disampaikan oleh ustaz atau ulama yang memberikan tausiah.
Doa ini bertujuan memberikan keselamatan dunia dan akhirat bagi anak yang menjalani khitan, serta harapan agar menjadi anak yang sholeh dan taat pada perintah Allah SWT.
Dengan susunan acara yang penuh makna ini, tradisi khitanan dijalankan dengan tetap menghormati syariat Islam dan memberikan momen berharga bagi keluarga dan anak yang berkhitan.
Ikuti saluran Tribun Pontianak di WhatsApp: KLIK DISINI
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News