TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat merilis inflasi November 2023 gabungan 3 Kota Indeks Harga konsumen (IHK) di Kalbar mengalami inflasi yoy sebesar 2,01 persen.
Berdasarkan Data Statistik inflasi pada November month to month (mtm) sebesar 0,04 persen dan inflasi year to date (ytd) sebesar 1,45 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar, Muh Saichudin mengatakan menyumbang terbesar inflasi di Kalbar adalah komoditi beras. Hal ini ia sampaikan usai Rilis Berita Resmi Statistik Provinsi Kalbar di Kantor BPS Kalbar, Jumat 1 Desember 2023.
"Secara yoy, komoditi beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Kemudian rokok kretek dan juha gula pasir. Untuk komoditi beras, itu beras kan memang karena dampak El Nino sehingga produksi beras agak menurun. Ini menyebabkan harga beras masih cukup tinggi dan sayuran. di antara tiga kota yaitu Sintang, Kota Pontianak dan Singkawang ada satu kota mengalami deflasi," ujarnya.
Muh mengatakan dari pendataan statistik dalam mendata 3 wilayah diantara Kota Singkawang, Kota Pontianak dan Sintang ada satu kota mengalami deflasi.
"Kota Singkawang mengalami deflasi sebesar negatif 0,01 persen. Sedangkan untuk Sintang di bulan November ini mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Gabungan inflasi Kalbar 2,01 persen, untuk di Singkawang 2,07 persen, Kota Pontianak 2 persen dan untuk Sintang 1,94 persen," ujarnya.
• Infografis UMK Kabupaten/Kota di Kalbar Tahun 2024
Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks berturut-turut dari yang tertinggi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,50 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,42 persen, kelompok transportasi sebesar 2,88 persen,
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,81 persen.
Sedangkan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,44 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,72 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,35 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,90 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,64 persen dan kelompok pendidikan sebesar 0,57 persen.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, Junaidi mengatakan operasi pasar kian digencarkan pemerintah sebagai upaya mengendalikan inflasi, hampir setiap pekannya digelar operasi pasar melalui Disperindag Kalbar dan Perum Bulog.
Pihaknya juga melakukan monitoring bersama satgas pangan terhadap ketersediaan stok di distributor wilayah Kota Pontianak.
Langkah lainnya berkoordinasi bersama Bulog dan Pemerintah Provinsi Kalbar dalam mendukung operasi pasar.
"Upaya kita khususnya Diskumdag sesuai kewenangan, melakukan monev harga sembako setiap hari. Ini dapat dilihat melalui aplikasi Jepin, fasilitasi operasi pasar dan pengecekan ketersedian sembako di agen-agen atau distributor. Pengendalian inflasi ini tidak hanya Diskumdag, ada Tim TPID yang diketuai oleh Sekda," ujarnya Jumat, 1 Desember 2023.
Terkait stok, ia mengatakan ketersediaan beras di Kota Pontianak masih dalam kondisi aman.
Bulog memastikan stok beras hingga aman hingga 5 bulan kedepan.
Terkait harga beras meskipun digelar operasi pasar diakui Junaidi tidak serta merta membuat harga beras di pasaran mengalami penurunan.
• Prof Dr Eddy Suratman : Pendistribusian Beras Harus Merata, Jangan Numpuk di Kota
Saat ini kebutuhan beras warga Pontianak mencapai 170 ton per harinya.
Junaidi menjelaskan rumusnya berdasarkan susenas = 20 gram x jumlah penduduk, penduduk Kota Pontianak, kurang lebih enam ratusan ribu lebih.
Pihaknya akan terus memonitor ketersediaan beras agar terjaga dan mencukupi kebutuhan warga Kota Pontianak.
Satgas Ketahanan Pangan Lakukan Pengecekan
Tim Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kota Pontianak melaksanakan peninjauan lapangan ke beberapa lokasi distributor untuk mendapatkan informasi terkini stok pangan di Kota Pontianak jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Ketua Tim Satgas Ketahanan Pangan Mulyadi mengatakan berdasarkan peninjauan langsung ke lapangan komoditi yang merupakan bahan pokok masih terbilang aman.
Mulyadi mengatakan lebih dari 200 ton beras tersedia di gudang-gudang beras.
Selain gudang beras, tim juga mengunjungi gudang minyak goreng yang terletak di Jalan Juanda.
"Sampai hari ini masih tersisa total 64 hingga 100 ribu liter minyak goreng serta 35 ton gula pasir. Angka ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Pontianak mendekati Nataru," ujarnya usai melakukan pemantauan di gudang beras Jalan Cendana, Kamis 30 November 2023.
(*)
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini