Prof Dr Eddy Suratman : Pendistribusian Beras Harus Merata, Jangan Numpuk di Kota
Saat ini angka inflasi masih masih relatif aman karena skala inflasi baru 2 persenan, dan itu masih sesuai karena prediksi 2 hingga 4 persen.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar merilis menyumbang terbesar inflasi di Kalbar adalah komoditi beras, disusul komoditi gula.
Berikut analisis Pengamat Ekonomi Universitas Tanjung Pura Pontianak, Prof Eddy Suratman.
Menurut saya masih wajar karena secara nasional pun memang beras menjadi penyumbang terbesar juga. Jadi ada faktor terkait dengan produksi beras karena dampak dari El Nino.
November kan beras menjadi penyumbang terbesar dimana inflasi bulanan kita kan sekitar 2 persen. Ada 5 komoditi yang menjadi menyumbang, tapi memang beras menjadi penyumbang terbesar.
Ke depan ini yang harus dicermati, kalau kita lihat itu kan November. Pada Desember ini, mudah-mudahan bisa diatasi karena kemarin Gubernur sudah meninjau kedatangan pasokan beras yang relatif aman sampai tahun depan.
Dengan demikian, berarti pemerintah pun sebetulnya sudah mengetahui penyebab inflasi terbesar itu adalah beras dan faktor itu langsung diatasi.
Baca juga: Komoditi Beras Sumbang Inflasi Tertinggi, Kadiskumdag Lakukan Monitoring Bersama Satgas Pangan
Sekarang masalah kita adalah soal distribusi, harus dipastikan beras ini jangan numpuk digudang Bulog yang ada di kota di Pontianak.
Tetapi harus terdistribusi ke seluruh kabupaten kota, kalau hanya ada di Pontianak nanti takutnya inflasi Desember lebih tinggi lagi. Karena Desember itu ada natal dan tahun baru.
Pemerintah juga jangan hanya fokusnya pada beras, beras mungkin akan bisa diatasi karena sudah ada datang pasokannya dan cukup sampai beberapa bulan ke depan. Nah hati-hati dengan komoditi lainnya, yaitu gula.
Saya menduga, gula akan menjadi penyebab inflasi berikutnya karena menjelang natal dan tahun baru kita membutuhkan permintaan gula yang lebih besar.
Selain gula, juga tepung yang harus diwaspadai kenaikannya karena orang bikin kue segala macam.
Untuk minyak, kita punya industrinya di sini lebih mudah dikontrol. Nah, gula ini kita memang impor ini dari luar provinsi jadi menurut saya yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah satu bulan ke depan natal dan tahun baru.
Jangan hanya fokus pada beras, tapi mulai memperhatikan komoditi lain sebagai penyebab inflasi, terutama komoditi yang banyak digunakan menjelang tahun baru.
Saat ini angka inflasi masih masih relatif aman karena skala inflasi baru 2 persenan, dan itu masih sesuai karena prediksi 2 hingga 4 persen.
Terkait harga beras masih mahal meskipun dilakukan operasi pasar, memang operasi SPHP sasarannya kebutuhan masyarakat menengah ke bawah dengan kualitas beras tertentu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.