Alasan Beras dan Gula Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Kalbar, Kadiskumdag Lakukan Monitoring

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga beras terus naik hingga menembus angka Rp 17.000 rupiah per kilogram di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat, Senin 6 November 2023.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat merilis inflasi November 2023 gabungan 3 Kota Indeks Harga konsumen (IHK) di Kalbar mengalami inflasi yoy sebesar 2,01 persen.

Berdasarkan Data Statistik inflasi pada November month to month (mtm) sebesar 0,04 persen dan inflasi year to date (ytd) sebesar 1,45 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalbar, Muh Saichudin mengatakan menyumbang terbesar inflasi di Kalbar adalah komoditi beras. Hal ini ia sampaikan usai Rilis Berita Resmi Statistik Provinsi Kalbar di Kantor BPS Kalbar, Jumat 1 Desember 2023.

"Secara yoy, komoditi beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Kemudian rokok kretek dan juha gula pasir. Untuk komoditi beras, itu beras kan memang karena dampak El Nino sehingga produksi beras agak menurun. Ini menyebabkan harga beras masih cukup tinggi dan sayuran. di antara tiga kota yaitu Sintang, Kota Pontianak dan Singkawang ada satu kota mengalami deflasi," ujarnya.

Muh mengatakan dari pendataan statistik dalam mendata 3 wilayah diantara Kota Singkawang, Kota Pontianak dan Sintang ada satu kota mengalami deflasi.

"Kota Singkawang mengalami deflasi sebesar negatif 0,01 persen. Sedangkan untuk Sintang di bulan November ini mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. Gabungan inflasi Kalbar 2,01 persen, untuk di Singkawang 2,07 persen, Kota Pontianak 2 persen dan untuk Sintang 1,94 persen," ujarnya.

Infografis UMK Kabupaten/Kota di Kalbar Tahun 2024

Kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan indeks berturut-turut dari yang tertinggi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,50 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,42 persen, kelompok transportasi sebesar 2,88 persen,
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,81 persen.

Sedangkan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,44 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,72 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,35 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,90 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,64 persen dan kelompok pendidikan sebesar 0,57 persen.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, Junaidi mengatakan operasi pasar kian digencarkan pemerintah sebagai upaya mengendalikan inflasi, hampir setiap pekannya digelar operasi pasar melalui Disperindag Kalbar dan Perum Bulog.

Pihaknya juga melakukan monitoring bersama satgas pangan terhadap ketersediaan stok di distributor wilayah Kota Pontianak.

Langkah lainnya berkoordinasi bersama Bulog dan Pemerintah Provinsi Kalbar dalam mendukung operasi pasar.

"Upaya kita khususnya Diskumdag sesuai kewenangan, melakukan monev harga sembako setiap hari. Ini dapat dilihat melalui aplikasi Jepin, fasilitasi operasi pasar dan pengecekan ketersedian sembako di agen-agen atau distributor. Pengendalian inflasi ini tidak hanya Diskumdag, ada Tim TPID yang diketuai oleh Sekda," ujarnya Jumat, 1 Desember 2023.

Terkait stok, ia mengatakan ketersediaan beras di Kota Pontianak masih dalam kondisi aman. 

Bulog memastikan stok beras hingga aman hingga 5 bulan kedepan.

Terkait harga beras meskipun digelar operasi pasar diakui Junaidi tidak serta merta membuat harga beras di pasaran mengalami penurunan.

Prof Dr Eddy Suratman : Pendistribusian Beras Harus Merata, Jangan Numpuk di Kota

Halaman
12

Berita Terkini