TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Upaya dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan program melalui teknologi Wolbachia.
Beberapa Provinsi di Indonesia akan dilakukan program ini seperti di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Metode ini dapat melumpuhkan virus dengue pada nyamuk Aedes aegypti sehingga dapat mencegah penularan kasus DBD.
Mengenai Program dari Kemenkes tersebut, Kepala Dinkes Provinsi Kalimantan Barat Erna Yulianti menyampaikan bahwa Provinsi Kalbar belum masuk dalam program teknologi Wolbachia dalam upaya pencegahan DBD dari Kemenkes.
Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga terutama nyamuk. Bakteri Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue yang ada pada nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak akan menular ke manusia.
• DBD Capai 477 Kasus, Berikut Langkah Pemkab Sintang
• DBD Merebak, Permintaan Darah ke PMI Sintang Melonjak
Dalam program ini, bakteri Wolbachia dimasukan ke telur nyamuk Aedes aegypti agar tidak menularkan virus dengue.
Langkah selanjutnya untuk penanganan DBD Kemenkes akan menyebarkan ember berisi telur nyamuk yang sudah ada bakteri Wolbachia seperti di Kota Kupang.
“Kemungkinan tahun depan, tapi program ini berdasarkan dari penilaian Kemenkes terkait daerah mana saja nantinya yang menjadi tempat yang akan ditebarkan nyamuk Wolbachia,” ujar Erna kepada wartawan, Minggu 29 Oktober 2023.
Ia mengatakan program ini merupakan program dari Kemenkes RI, tentu Kemenkes sudah mempunyai Roadmap provinsi mana yang akan menjadi pelaksanaan dalam program ini.
“Untuk Kalbar belum masuk roadmap dari pelaksanaan program Kemenkes ini. Jadi mereka melihat dari data kasus DBD per provinsi, yang dilihat dari kenaikan kasus sejak tiga tahun terkahir,” pungkasnya.
(*)
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini