Sistem reward baiknya diterapkan setelah orang tua sudah mencoba berbagai strategi lain, tetapi tidak berhasil.
Sebelum menerapkan sistem reward, orang tua juga mesti mempertimbangkan apakah perilaku yang disasar akan jadi sebuah rutinitas.
Misalnya, rutinitas pagi mungkin terdiri dari berpakaian, sarapan, menyikat gigi, memakai kaus kaki dan sepatu, dan keluar rumah.
Anak dapat memeriksa tugas-tugas tersebut saat mereka menyelesaikannya, sehingga mereka merasa telah mencapai sesuatu tanpa tekanan reward.
Selain itu, orang tua juga harus lebih spesifik dengan pujian, bukan sekadar mengatakan kerja bagus atau kamu hebat apabila anak melakukan tugasnya.
Ungkapan yang spesifik itu misalnya, "Ibu lihat kamu tadi pagi merapikan tempat tidur sebelum berangkat sekolah. Kamu pasti semakin bersemangat ke sekolah, kan?"
Dengan ungkapan ini, artinya kamu fokus pada apa yang mereka capai, bukan pada reaksimu sebagai orang tua.
• Yuk Waspada Pelaku Child Grooming Pada Anak Remaja, Apa Itu Child Grooming dan Contohnya
Kamu juga memberi tahu anak bahwa mereka mencapai sesuatu dan betapa baiknya pencapaian tersebut.
Ini dapat membantu mereka untuk tidak hanya mengharapkan imbalan, tapi berbangga pada pencapaiannya.
Jadi, menerapkan sistem reward tidak selalu membuat anak menjadi materialistis ya Tribuners.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan jangan ragu jika ingin menerapkannya kepada anak.
(*)