TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Sistem reward yang diberikan orangtua pada anak bisa memicu sebuah motivasi.
Reward ataupun hadiah adalah sesuatu yang baik dilakukan.
Misalnya untuk mendorong agar anak bangun pukul 5 pagi, orang tua menerapkan sistem reward dengan memberikan anak uang saku lebih jika ia berhasil bangun di jam tersebut.
Sistem reward tidak harus berupa uang, tapi bisa juga keuntungan lain, seperti membelikan anak mainan, mengizinkan mereka bermain lebih lama, dan sebagainya.
Lantas, sebenarnya bijakkah menerapkan sistem reward kepada anak? Atau hal ini malah akan membuat mereka jadi materialistis?
• Mengenal Ciri Kepribadian Orang Introvert dan Contohnya, Ini Kata Ahli
Daripada bingung, simak jawaban Mona Amin, seorang dokter anak sebagaimana melansir Very Well Family berikut ini!
Sistem Reward Termasuk Motivasi Ekstrinsik
Dalam dunia kedokteran anak, ada yang disebut dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk membuat anak melakukan sesuatu.
Motivasi intrinsik adalah keinginan anak untuk melakukan sesuatu karena mereka benar-benar ingin atau menyadari pentingnya tugas tersebut.
Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah ketika anak mengerjakan sesuatu karena akan mendapatkan hadiah atau penghargaan.
Dengan motivasi ekstrinsik, anak-anak mungkin saja melakukan sesuatu karena berharap memperoleh imbalan.
Akan tetapi, tidak selamanya mereka akan berubah menjadi materialistis hanya karena menginginkan reward untuk sesuatu yang dilakukannya.
• Pentingnya Melakukan Sosial Media Detox, 10 Tanda dan Dampak Media Sosial Buruk, Ini Contohnya
Dokter Mona Amin menjelaskan, setiap anak unik dan orang tua bisa mempertimbangkan apa pun untuk mendisiplinkan anak, termasuk menerapkan sistem reward.
Bila diterapkan dengan benar, sistem reward bisa saja bermanfaat bagi anak maupun orang tua.
Meski begitu, sistem reward hendaknya tidak menjadi pilihan utama saat orang tua mengajarkan anak sesuatu atau ingin mendisiplinkannya.