Ragam Contoh

Seberapa Besar Pengaruh Sistem Reward yang Diberikan Orangtua Pada Anak? Berikut Contohnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan hadiah pada HFX eSport usai resmi keluar sebagai juara Turnamen Mobile Legends Piala Kapolresta Pontianak di Weng Coffee Signature Jalan Reformasi Pontianak, Minggu 27 November 2022 malam

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Sistem reward yang diberikan orangtua pada anak bisa memicu sebuah motivasi.

Reward ataupun hadiah adalah sesuatu yang baik dilakukan.

Misalnya untuk mendorong agar anak bangun pukul 5 pagi, orang tua menerapkan sistem reward dengan memberikan anak uang saku lebih jika ia berhasil bangun di jam tersebut.

Sistem reward tidak harus berupa uang, tapi bisa juga keuntungan lain, seperti membelikan anak mainan, mengizinkan mereka bermain lebih lama, dan sebagainya.

Lantas, sebenarnya bijakkah menerapkan sistem reward kepada anak? Atau hal ini malah akan membuat mereka jadi materialistis?

Mengenal Ciri Kepribadian Orang Introvert dan Contohnya, Ini Kata Ahli

Daripada bingung, simak jawaban Mona Amin, seorang dokter anak sebagaimana melansir Very Well Family berikut ini!

Sistem Reward  Termasuk Motivasi Ekstrinsik

Dalam dunia kedokteran anak, ada yang disebut dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk membuat anak melakukan sesuatu.

Motivasi intrinsik adalah keinginan anak untuk melakukan sesuatu karena mereka benar-benar ingin atau menyadari pentingnya tugas tersebut.

Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah ketika anak mengerjakan sesuatu karena akan mendapatkan hadiah atau penghargaan.

Dengan motivasi ekstrinsik, anak-anak mungkin saja melakukan sesuatu karena berharap memperoleh imbalan.

Akan tetapi, tidak selamanya mereka akan berubah menjadi materialistis hanya karena menginginkan reward untuk sesuatu yang dilakukannya.

Pentingnya Melakukan Sosial Media Detox, 10 Tanda dan Dampak Media Sosial Buruk, Ini Contohnya

Dokter Mona Amin menjelaskan, setiap anak unik dan orang tua bisa mempertimbangkan apa pun untuk mendisiplinkan anak, termasuk menerapkan sistem reward.

Bila diterapkan dengan benar, sistem reward bisa saja bermanfaat bagi anak maupun orang tua.

Meski begitu, sistem reward hendaknya tidak menjadi pilihan utama saat orang tua mengajarkan anak sesuatu atau ingin mendisiplinkannya.

Sistem reward baiknya diterapkan setelah orang tua sudah mencoba berbagai strategi lain, tetapi tidak berhasil.

Sebelum menerapkan sistem reward, orang tua juga mesti mempertimbangkan apakah perilaku yang disasar akan jadi sebuah rutinitas.

Misalnya, rutinitas pagi mungkin terdiri dari berpakaian, sarapan, menyikat gigi, memakai kaus kaki dan sepatu, dan keluar rumah.

Anak dapat memeriksa tugas-tugas tersebut saat mereka menyelesaikannya, sehingga mereka merasa telah mencapai sesuatu tanpa tekanan reward.

Selain itu, orang tua juga harus lebih spesifik dengan pujian, bukan sekadar mengatakan kerja bagus atau kamu hebat apabila anak melakukan tugasnya.

Ungkapan yang spesifik itu misalnya, "Ibu lihat kamu tadi pagi merapikan tempat tidur sebelum berangkat sekolah. Kamu pasti semakin bersemangat ke sekolah, kan?"

Dengan ungkapan ini, artinya kamu fokus pada apa yang mereka capai, bukan pada reaksimu sebagai orang tua.

Yuk Waspada Pelaku Child Grooming Pada Anak Remaja, Apa Itu Child Grooming dan Contohnya

Kamu juga memberi tahu anak bahwa mereka mencapai sesuatu dan betapa baiknya pencapaian tersebut.

Ini dapat membantu mereka untuk tidak hanya mengharapkan imbalan, tapi berbangga pada pencapaiannya.

Jadi, menerapkan sistem reward tidak selalu membuat anak menjadi materialistis ya Tribuners.

Semoga informasi di atas bermanfaat dan jangan ragu jika ingin menerapkannya kepada anak.

(*)

Berita Terkini