Transisi EBT, PLN Lakukan Peningkatan PLTM & Revitalisasi PLTS Temajuk hingga Kolaborasi PLTS Untan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manajer Pembangkit Unit Induk Distribusi Kalimantan Barat, Norman Sasono.

Norman Sasono Manajer Pembangkit Unit Induk Distribusi Kalimantan Barat mengungkapkan saat ini PLN sedang melakukan revitalisasi PLTS Temajuk di UP3 Singkawang.

Dimana Temajuk termasuk daerah wisata yang nanti juga akan disupply dari PLTS dengan kapasitas 370 kilowatt nah ini sedang progress dan ditarget beroperasi di Agustus 2023

Diakui Norman, selama ini pembangkit PLN masih didominasi pembangkit berbahan bakar diesel yaitu menggunakan BBM juga fosil yang lain seperti batubara.

"Nah ini kita sudah mulai beralih ke pembangkit EBT seperti berbahan bakar air, biomassa, biogas, surya dan lain-lain. Kita tingkatkan KWH produksi untuk listrik dari pembangkit seperti bahan bakar EBT," ujarnya.

Keuntungannya menggunakan EBT kata Norman pastinya ramah lingkungan dan berkelanjutan. "Kita memanfaatkan EBT, keuntungan kita ini ramah lingkungan selain misalnya tadi kayak BBM batubara itu bakal habis tapi kalau EBT ini akan baru terbarukan terus. Nah ini keuntungan kita juga ini dapat menekan emisi karbon," ujarnya.

PLN UID Sambung 10 Sistem Grid Jadi 24 Jam, Hemat Hingga Rp8,4 Miliar Perbulan

Senior Manager SRM Distribusi PLN UID Kalbar Sumarsono mengatakan PT PLN Persero Unit Induk Distribusi Kalbar telah berhasil melakukan penyambungan pada 10 sistem unit listrik desa (ULD) menjadi sistem grid pola operasi dari 12 jam menjadi 24 jam pada program dedieselisasi.

Sistem ULD tersebut adalah Tanjung Saleh, Sepuk Laut, Nanga Ella, Sayan, Nanga Silat, Temajuk Sambas, Jongkong, Bora, Siding dan Seberuang.

Sumarsono mengatakan dengan adanya GRID, PLTS stop operasi dan berubahnya pola operasi pada 10 ULD tersebut PLN UID Kalbar dapat menghemat lebih dari Rp8,4 miliar setiap bulannya.

Program dedieselisasi ini menjadi langkah kecil dari pln, tetapi akan menjadi lompatan besar bagi pencapaian target pemerintah menuju net zero emission (nze) 2060.

Untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi bersih, PT PLN (Persero) melakukan program dedieselisasi atau konversi sekitar 5.200 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang saat ini masih beroperasi di sejumlah wilayah, khususnya di wilayah terpencil.

PLTD ini nantinya akan dikonversi ke pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT), pembangkit gas. "PLN membantu pemerintah menuju net zero mission, di tahun 2060. Nah menuju ke sana kita perlu berproses, di tahun 2023 ini kami ada program namanya dieselisasi yaitu program untuk menghentikan operasional PLTD itu bagian daripada mengurangi emisi jadi menuju not zero emission," ujarnya.

PLTS Untan Berkapasitas 1,5 MWP

Garuda Wiko mengatakan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan upaya Untan mewujudkan transmisi energi seperti program yang dicanangkan pemerintah. Dimana pada 2025, pemerintah menargetkan 23 persen energi merupakan energi baru terbarukan atau EBT.

"Kita ingin ambil bagian dari pada proyeksi kedepan bahwa kita akan melakukan transisi energi, dari energi yang bersumber dari fosil menjadi energi yang bersumber dari energi baru terbarukan, salah satunya adalah tenaga surya," ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini