TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Ekspresi Mario Dandy disorot usai dihadapkan ke media di Polres Jakarta Selatan sebagai tersangka kasus penganiayaan David.
Seorang pakar mikro ekspresi, Monica Kulamasari, menyebutkan bila Mario Dandy tidak menunjukkan penyesalan atas perbuatannya.
Bahkan Monica juga menyebutkan bila Mario Dandy masih merasa berkuasa.
Sikap Mario Dandy saat ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap David, Putra GP Ansor Jonathan Latumahina disorot pakar mikro ekspresi.
Hal ini membuat Monica ikut menyoroti pola asuh orang tua Mario Dandy.
Melansir KompasTV, Monica menduga Dandy mengalami pola asuh yang cenderung permisif.
• Imbas Penganiayaan Viral, Bisnis Ibu Mario Dandy Diulas Negatif
Ini merupakan pola asuh di mana orang tua cenderung menuruti kemauan anak.
Saat itu ia menunjukkan postur tegak dan mata menatap lurus.
Monica membandingkannya dengan ekspresi tersangka lain, Shane Lukas yang menunduk ketika dihadapkan ke media.
Monica menyebut ekspresi Dandy menunjukkan high power pulse alias rasa masih berdaya atau berkuasa.
Sedangkan Shane, meskipun menunduk dan tidak memperlihatkan wajah secara jelas, disebut menunjukkan ekspresi low power pulse.
"Ekspresi yang bersifat genuine (tulus ) adalah ekspresi yang ditampilkan otot-otot wajah kita. Kita memiliki 43 muscles (otot) di wajah yang itu bertanggung jawab atas apa yang dirasakan seseorang,” kata Monica dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu 25 Februari 2023.
"Yang kita lihat di sini adalah mulai dari gestur yang bersangkutan, itu menunjukkan high power pulse," papar Monica.
"Kemudian juga dari ekspresinya tidak menunjukkan ketakutan atau kesedihan karena telah menyebabkan suatu kerugian bagi banyak orang,” lanjutnya.
Monica menyebut ekspresi Dandy itu menunjukkan bahwa tersangka belum berempati terhadap korban yang dianiaya sampai koma.
• Selain Dicopot dari Jabatan, Rafael Alun Trisambodo Tulis Surat Terbuka Pengunduran Diri