TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - BREAKING NEWS telah terjadi kecelakaan maut sebuah bus wisata jatuh ke jurang di Tasikmalaya yang menewaskan tiga orang pada Sabtu 25 Juni dini hari.
Kejadian naas tersebut terjadi kala bus wisata itu melaju di Jalan Raya Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
Bus wisata tersebut membawa rombongan guru SD Sayang Sumedang berjumlah 55 orang yang tengah bertolak ke Pangandaran.
Berikut fakta-fakta yang telah Tribun Pontianak rangkum dilansir dari TribunJabar:
• Kronologi Kecelakaan Maut Bus Wisata Rombongan SD di Tasikmalaya, 3 Orang Meninggal Dunia
Kronologi kecelakaan maut
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan, melalui PJS Kasi Humas, Ipda Jajang Kurniawan, mengungkap kronologi kecelakaan maut di Tasikmalaya ini.
Ia mengatakan, bus mengangkut rombongan wisata tujuan objek wisata Pangandaran.
"Tiba di lokasi kejadian, bus oleng ke kiri dan langsung masuk jurang. Belum diketahui penyebabnya, namun dugaan sentara akibat sopir mengantuk," kara Jajang.
Bus tersebut lalu jatuh ke jurang yang berada di sebelah kiri jalan berakhir dengan posisi terbalik.
Seluruh korban yang meninggal maupun luka berat seluruhnya sudah dibawa ke RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya.
• Kecelakaan Maut di Mempawah, Jasa Raharja Berikan Santunan Pada Anak Korban
Daftar Nama Korban Meninggal
Dilansir dari TribunJabar, tiga korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan guru SD Negeri Sayang, Sumedang, di Jalan Raya Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu 25 Juni 2022 dini hari.
Ketiganya adalah Olih Komarudin (64) dan istrinya, Esih Sukaesih (59), serta kondektur bus, Cepi (30).
Ketiga korban kecelakaan maut di Tasikmalaya ini kini disemayamkan di Kamar Mayat RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya.
Almarhum Olih adalah persiunan anggota Brimob Polda Jabar.
Sedangkan Esih merupakan salah seorang guru SD Negeri Sayang.
Sementara informasi yang sempat beredar saat ini jumlah korban bertambah satu orang menjadi empat orang.
Namun sejauh ini pihak Kamar Mayat belum menerima jenazah satu lagi.
"Sejauh ini masih tiga orang. Dengar sih memang ada satu orang lagi, tapi belum ada kepastian," kata Asep, petugas Kamar Mayat
• Ayah dan Anak Perempuanya Meninggal Dunia Usai Terlibat Kecelakaan Maut di Desa Kuala Ambawang
Cerita seorang guru yang batal pergi
Dibalik kejadian naas yang menewaskan tiga orang tersebut, ada cerita dari seorang guru SD Sayang yang batal ikut ke Pangandaran.
Sumaryadi (55) satu-satunya guru SD Negeri Sayang yang tidak ikut ke Pangandaran.
Dia selamat dari bus kecelakaan maut di Tasikmalaya, Sabtu 25 Juni 2022 dini hari.
"Saya tidak mimpi apapun, tidak ada firasat apapun yang membuat saya tidak ikut. Tetapi sesaat sebelum berangkat, kok, saya sangat malas. Kurang bersemangat untuk bepergian," kata Sumaryadi kepada wartawan di SD Negeri Sayang, di pinggir Markas Brimob Polda Jabar, Sabtu 25 Juni 2022 siang.
Sumaryadi mengatakan, kondisi istrinya yang tiba-tiba sakit membuatnya semakin yakin untuk tidak berangkat ke Pangandaran, meski dia sudah berkemas membawa pakaian ganti dan makanan.
"Istri nyuruh saya pergi, tapi masa saya bersenang-senang istri saya sakit di rumah," katanya.
• Kecelakaan Maut di Simpang Muara Rapak Balikpapan Buat KNKT Sampai Turun Tangan, Apa yang Diperiksa?
Dia mengatakan sebanyak sekitar 55 orang anggota rombongan itu merupakan guru-guru yang masih aktif dengan keluarganya, juga ada guru-guru yang baru saja pensiun.
"Kami sangat berduka. Kami berdoa semoga yang meninggal dunia diterima iman, islam, dan ihsannya. Yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan," katanya.
Rombongan itu rencananya akan menghabiskan waktu dua hari di Pangandaran.
"Mereka yang meninggal, saya tidak sempat ngobrol apapun. Tapi yang jelas rombongan naik bus yang layak, bus bagus," katanya.
Suasana SD Negeri Sayang di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Sabtu (25/6/2022) siang tampak sepi. Rombongan guru SD tersebut mengalami kecelakaan dalam perjalanan ke Pangandaran. Tiga orang meninggal dunia. (Tribun Jabar/Kiki Andriana)
Sumaryadi (55) guru olahraga SDN Sayang mengatakan para guru berangkat pukul 22.00 atau 23.00 dari sekolah.
Para guru yang membawa serta keluarga mereka itu hendak berwisata ke pantai Pangandaran.
"Kabar pertama datang kepada kami pukul 03.00, subuh tadi," kata Sumaryadi.
• Update Jumlah Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Maut Tronton di Muara Rapak Balikpapan
Sopir akui mengantuk
Sang sopir Citra Trans Utama B 7701 TGA, Dedi Kurnia membuat pengakuan di depan polisi.
Dedi Kurnia selamat dari kejadian tersebut dan hanya mendapat luka ringan usai bus yang ia kemudikan jatuh ke jurang dengan posisi terbalik.
"Menurut pengakuan sopir, penyebab musibah kecelakaan bus pariwisata ini akibat ia mengantuk," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan di TKP.
Beberapa saat sebelum tiba di lokasi musibah di mana jalan agak lurus dan menurun, Dedi mengaku ngalenyap (tertidur beberapa detik) hingga membuat bus oleng ke kiri dan kemudian masuk jurang sedalam 10 meter yang di bawahnya terdapat sungai.
Dedi sendiri masih dalam perawatan sehingga belum bisa diperiksa lebih lanjut.
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News