TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Singkawang, Erfan Julianto mengungkapkan, Agustus 2022 mendatang PLN UPK Singkawang akan mulai melakukan uji coba program Co-Firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang, Kalimantan Barat.
Melalui program Co-Firing ini, PLN UPK Singkawang akan mencampurkan sampah rumah tangga yang telah diolah menjadi bahan baku jumputan padat (BBJP) dengan batu bara, untuk kemudian dijadikan bahan bakar PLTU.
Sampah rumah tangga tersebut, dapat diperoleh PLN UPK Singkawang dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonosari, sesuai kesepakatan kerjasama dengan Pemerintah Kota Singkawang.
• Kapolres Singkawang Pimpin Upacara Penyerahan Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Kabag Sumda
Kerjasama pengolahan sampah untuk dijadikan bahan bakar PLTU tersebut sudah dijalin oleh PLN UPK Singkawang dengan Pemerintah Kota Singkawang sejak akhir Maret 2022 lalu.
"Uji coba penggunaan BBJP sebagai campuran batubara ini baru akan dimulai pada Agustus 2022 mendatang melalui program co-firing," jelas Erfan, Jumat 29 April 2022.
Program co-firing, lanjut Erfan, merupakan upaya percepatan target bauran energi baru terbarukan (EBT) dan komitmen carbon neutral dengan cara melakukan substitusi sebagian batu bara dengan sumber energi alternatif seperti sampah,.
Untuk saat ini, PLN dan Pemkot Singkawang masih terus memberikan pelatihan dan pendampingan untuk pembangunan infrastruktur pengolahan sampah menjadi BBJP di TPA Wonosari.
"Dalam tahap uji coba ini, kami akan menyediakan mesin cacah, conveyor serta peralatan penunjang pengolahan sampah lainnya. Selanjutnya, produk BBJP yang dihasilkan akan diuji untuk mendapatkan variasi komposisi bahan baku yang paling tepat," terangnya.
Setelah ditemukan komposisi bahan baku dengan nilai kalori yang tepat, lanjut Erfan, pengolahan sampah menjadi BBJP akan dilanjutkan ke tahap komersial.
Untuk diketahui, PLTU Bengkayang dengan kapasitas 2x50 megawatt (MW) diperkirakan membutuhkan bahan bakar sebanyak 2.400 ton per hari.
Implementasi program co-firing batu bara dan BBJP secara komersial diprediksi akan menyerap sekitar 300 ton sampah per harinya.
Selain menjadi solusi reduksi timbunan sampah, program co-firing PLTU menggunakan BBJP juga memberikan peluang peningkatan pendapatan daerah dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal. (*)
[Update Informasi Seputar Kota Singkawang]