TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kenaikan harga gas Elpiji nonsubsidi 5,5 Kg dan 12 Kg dikeluhkan konsumen dan para pedagang. Dampaknya dirasakan langsung karena kenaikan yang cukup signifikan, termasuk mempengaruhi penjualan terhadap konsumen.
Warga yang juga konsumen Elpiji tabung 12 Kg, Aidah, mengakui sudah mendapatkan informasi akan kenaikan harga.
Namun, dia belum membeli dengan harga terbaru karena masih menggunakan stok lama. “Sudah tahu saya (kenaikan harga), jadi Rp 200 ribuan kan. Jauh juga ya harganya,” ungkap Aidah kepada Tribun, Senin 28 Februari 2022.
Warga Jl Sungai Raya Dalam ini mengungkapkan alasannya setia menggunakan Elpiji Nonsubdisi. Namun, jika kenaikan harga cukup tinggi, ia mengakui, tidak menutup kemungkinan akan beralih menggunakan gas 3 Kg.
“Saya pakai yang 12 Kg karena memang biar lama saja penggunaannya, jadinya tidak rutin beli. Tapi kalau kenaikan harganya jauh banget, ya kemungkinan saya akan menggunakan tabung gas hijau itu,” katanya.
• Cara Mengatasi Kebocoran Gas Elpiji dan Cara Aman Menggunakan LPG
Aidah bercerita, penggunaan Elpiji 12 Kg bisa digunakan hingga empat bulan per tabung. Terakhir, ia membeli per tabung Elpiji 12 Kg seharga Rp 165 ribu. “Saya memang menggunakan Elpiji nonsubsidi yang 12 Kg. Untuk penggunaannya itu bisa 3 sampai 4 bulan, terakhir saya belinya mungkin awal Desember,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Langganan saya itu, di depan komplek, waktu terakhir saya beli masih Rp 165 ribu untuk yang Elpiji 12 Kg.”
Kenaikan harga Elpiji 5,5 kg, dan 12 kg juga dikeluhkan sejumpah pedagang. Kenaikan harga yang cukup signifikan berdampak pada penjualan produk Elpiji yang mereka jual.
Satu di antara pemilik toko kelontong di Jl Serdam, Fredy mengungkapkan, kenaikan harga Elpiji nonsubsidi 12 Kg sudah terjadi sejak Desember 2021 Harga naik belasan ribu per tabung.
“Naiknya itu sudah dari akhir tahun lalu, Desember. Dari yang semula harganya Rp 165 ribu, naik ke Rp 180 ribu untuk gas Elpiji nonsubsidi yang 12 Kg,” jelasnya.
Mulai Minggu 27 Februari 202 kemarin, diungkapkan, gas jenis yang sama kembali naik di angka Rp 210 ribu per tabung. “Baru semalam naik lagi,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, kenaikan harga Elpiji nonsubsidi mempengaruhi penjualannya. Ia juga mengakui saat ini warga lebih memilih untuk membeli Elpiji tabung melon 3 Kg bersubsidi.
“Pengaruh lah (penjualan), dari awal tahun kemarin jadi sepi yang beli. Saya memang hanya menjual gas yang 12 Kg. Orang-orang kan pasti pilih yang hijau,” katanya.
Sementara itu, pemilik toko kelontong di Jl Putri Dara Nante, Kota Pontianak, Kim mengakui, ada kenaikan harga Elpiji nonsubsidi. “Memang naik harganya, untuk yang 5,5 Kg itu naik menjadi Rp 98 ribu, hampir seratus ribu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, harga gas Elpiji nonsubsidi 5,5 Kg sebelumnya Rp 65 ribu per tabung “Harga awalnnya itu Rp 65 ribu, sekarang naik hampir seratus ribu, apalagi yang 12 kg, naiknya sampai Rp 200 ribu,” ucapnya.
Kim mengatakan, belum ada pengaruh terhadap penjualannya. Tapi, ia mengakui penjualan Elpiji subsidi 3 Kg memang cepat.
“Kalau untuk sekarang belum ada terasa, masih seperti kemarin penjualannya. Namun memang, kalau untuk yang 3 Kg, memang cukup laku,” ungkapnya.
Penjelasan Pertamina
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting, menjelaskan penyesuaian harga gas nonsubsidi dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
Pihaknya juga masih memantau lebih lanjut terkait perkembangan konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap harga gas. "Kita masih monitor dampak dari perang Rusia-Ukraina terhadap CPA," kata Irto kepada Kompas.com, Minggu 27 Februari 2022 kemarin.
Di sisi lain, kata Irto, harga CPA sudah tinggi sebelum konflik memanas pada Kamis 24 Februari 2022 lalu. Tercatat saat ini, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 dollar AS/metrik ton.
"Harga CPA memang masih tinggi di 775. Naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021,” beber Irto.
Kenaikan harga berbeda-beda di beberapa tempat untuk gas elpiji 5,5 kilogram maupun 12 kilogram. Di Kalbar, harga Elpiji nonsubsidi mencapai Rp 94 ribu untuk tabung Bright Gas 5,5 Kg, dan Rp 197 ribu untuk tabung Bright Gas 12 Kg.