Imlek dan Cap Go Meh

Kepala Daerah Imbauh Rayakan Imlek dengan Sederhana, MABT Tiadakan Pawai Cap Go Meh

Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono

Ia menuturkan, kue manis menjadi ciri khas Tahun Baru Imlek. “Biasanya dimaknai dengan kue keranjang, tian gwee, atau kue manis. Bagi masyarakat Tionghoa, merayakan Imlek itukan pergi ke kelenteng, pekong, sembahyang dan berdoa,” katanya.
Hendry menyampaikan kegiatan pawai tatung memang sudah lama tidak ada di Kota Pontianak.

“Kalau soal tatung, memang di Kota Pontianak, kita sudah bertahun-tahun, tatung itu tidak di perbolehkan. Untuk tatung yang saya tahu, biasanya di Kota Singkawang,” katanya.

Hendry mengimbau masyarakat dalam merayakan Imlek dan Cap Go Meh, untuk selalu menaati ketentuan prokes. “Maka dari itu, ada imbauan dari Bapak Wali Kota, beliau menyampaikan kepada panitia untuk agenda Cap Go Meh tahun ini, semua kegiatan kita tiadakan, karena lonjakan Omicron ini sudah nampak, mulai dari Jakarta,” ujarnya.

“Jadi kita hilangkan semua kegiatan yang ada di Kota Pontianak. Kami selaku Ketua MABT, saya mengimbau kepada masyarakat Kota Pontianak, apalagi dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh ini, kita selalu menjaga prokes, menjaga jarak, dan jangan berkerumunan,” ujarnya.

Ketua MABT Sekadau Sugianto juga menyampaikan imbauan agar Imlek dirayakan dengan sederhana dan tanpa melibatkan banyak orang. Hal itu untuk menghindari adanya kerumunan orang yang akan melanggar protokol kesehatan 5M.

Sugianto mengatakan meskipun tidak ada perayaan yang spesial, pihaknya tetap melaksanakan beberapa kegiatan berupa bakti sosial peduli kasih yang dimulai dari tanggal 12 Januari 2022. Selanjutnya pada tanggal 25 Januari dilakukan penyaluran bantuan bagi warga Tionghoa yang membutuhkan. Adapun warga yang menerima peduli kasih itu sebanyak 133 kepala keluarga (KK) dalam lingkup Kecamatan Sekadau Hilir.

"Kita juga sudah mempersiapkan Kelenteng Fuk Tet Chi untuk perayaan Imlek, seremoninya kita laksanakan tanggal 15 Februari saat Cap Go Meh, itu Imlek bersama pemerintah daerah. Sore ini juga ada misa Imlek di Gereja St Petrus dan Paulus Sekadau," jelas Sugianto.

Ia berharap, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, perayaan Imlek dapat diselenggarakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Ia pun berharap di tahun Macan Air ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya. Mengingat Macan Air yang berkarakter, berani, kuat dan mampu tersebut diyakini membawa perubahan dalam perjalanan di tahun 2022 ini.

"Tahun ini merupakan tahun perubahan, mudah-mudahan segala sesuatu yang mengancam kehidupan kita bisa kita lawan. Artinya mungkin semua akan berubah dan kita harus siap menerima perubahan itu. Sesuai juga dengan tema Imlek nasional, memang mengutamakan keharmonisan," ujarnya.

Sugianto berharap sama seperti yang dicanangkan pemerintah, tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Harapannya bisa mempererat tali keharmonisan, supaya apapun kendala yang dihadapi Indonesia khususnya di Sekadau bisa diselesaikan.

“Bagi yang merayakan Imlek ataupun saudara yang ikut merayakan, bisa mengutamakan protokol kesehatan, karena pandemi Covid-19 masih ada, demi kenyamanan dan kesehatan kita semua,” katanya.

Berita Terkini