Pemasangan kombinasi geotube dan goebag ini nantinya, sebagian terpaksa memakan badan jalan pemukiman yang berada di bantaran sungai.
“Memang penanganan cepatnya ada resiko sebagian jalan akan menjadi dudukan sementara untuk geobag terpakai 1,8 meter. Dalam hal ini memang ada sisi yang tidak bisa menyenangkan semua orang,” ujar Daniel.
Dari pemetaan drone, data ukur dan informasi warga, Tim Tanggap Darurat Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, memetakan 3 kawasan pertemuan sungai Kapuas dan melawi sepanjang 13,2 kilometer yang diusulkan untuk dibuat tanggul dengan kombinasi geotube dan geobag.
“Kalau tanggap darurat, pasti perintahnya secepatnya. Pada dasarnya tujuan untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi banjir yang seperti sebelumnya, minimal meminimalisir puncak La Nina. Nanti program (jangka panjang) lanjutanya seperti apa, pastinya butuh kajian lebih dalam. Ini kan pusat sudah memperhatikan Sebelum puncak lamina. Cara ini penangana banjir sementara untuk mengantisipasi, sebab hampir seluruh bantaran sungai menjadi pintu masuk banjir. Fokus kami menangani area pusat pemerintahan, perindustrian dan ekonomi serta pemukiman warga terlebih dahulu,” jelas Daniel. (*)
(Simak berita terbaru dari Sintang)