TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Rebo wekasan menjadi tradisi pelaksanaan ritual dari berbagai budaya di masyarakat Indonesia.
Banyak daerah-daerah yang menggelar acara khusus pada Rebo Wekasan.
Apa itu Rebo Wekasan ?
Rabu Wekasan atau Rabu Pungkasan tahun 2021 ini jatuh pada bulan Sapar 1443 H, tanggal 6 Oktober 2021 dalam penanggalan masehi.
Dalam pelaksanaan acara biasanya diselenggarakan hingga beberapa hari dan puncaknya pada hari Rabu terakhir di bulan 24 Sapar tersebut.
Adapun acara yang diselenggarakan terdiri ritual adat, makan bersama hingga sholat sunnah membacakan doa tolak bala.
Pada rebo wekasan tersebut dipercaya menjadi turunnya musibah sehingga digelarlah berbagai acara yang pada umum untuk tolak balak.
Beragam nama dalam acara ritual di hari Rebo Wekasan berbeda-beda tiap daerah.
• TRADISI Rebo Wekasan di Sejumlah Wilayah Indonesia, Umat Islam Sholat dan Doa Tolak Bala
Robo-robo Mempawah
Seperti di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat bernama Robo-robo.
Robo-robo merupakan budaya keraton Amantubillah, ini merupakan ungkapan mengenang kembali kedatangan raja mempawah opu daeng Menambon di Mempawah.
Kenapa dinamakan robo-robo, karena dilaksanakan hari rabu pada akhir bulan safar, tanggal 24 safar.
Berbagai acara digelar dalam rangkaian pelestarian budaya robo-bobo, seperti makan saprahan serta doa bersama.
Perayaan yang dipusatkan di dermaga kuala mempawah ini diawali dengan acara doa selamat di Muara Sungai Mempawah, dilanjutkan dengan acara ceremonial dan makan saprahan di Dermaga Kuala Mempawah.
Berikut tradisi upacara yang digelar di sejumlah wilayah Indonesia :
1. Robo-robo di Kabupaten Mempawah Kalbar rangkaian acara tolak balak di laut serta penyambutan Raja Mempawah Pangeran Mas Surya Negara masih dilestarikan hingga kini.
2. Sedekah Ketupat, Sidekah Kupat di daerah Dayeuhluhur, Cilacap.
2. Upacara Rebo Pungkasan, Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.Ngirab, di daerah Cirebonan.
3 Ngirab, di daerah Cirebonan.
4. Safaran di beberapa daerah, seperti membuat bubur khusus bulan Sapar yang diiringi doa tolak balak, tradisi ini banyak digelar oleh masyarakat Jawa, Madura.
Berbagai jenis ragam makanan yang dibuat dalam acara rabu wekasan berdasarkan daerah masing-masing.
Seperti Ketupat, Apem, dan Nasi tumpeng dan bubur cokelat putih (merah putih-red).
Di kalangan muslim juga sebagian melakukan sejumlah ibadah sholat dan doa yang bertujuan untuk tolak balak.
• REBO Wekasan Tahun Ini, Rangkaian Acara dan Doa Tolak Balak! Hukum Melaksanakan Rabu Wekasan
Sholat dan Doa Tolak Balak
Sholat sunnah tolak bala Rebo Wekasan biasanya dilaksanakan setelah terbitnya matahari.
Konon melaksanakan salat tolak bala di rabu wekasan menjauhkan semua bala yang akan datang kepada diri sendiri, keluarga.
Pelaksanaan sholat sunnah tolak balak atau Lidaf'ul Bala' diambil pada pagi hari Rabu terakhir bulan Sappar dilakukan paling sedikti 2 rakaat atau 4 rakaat dengan 2 kali salam.
Niat Sholat Tolak Balak (Rebo Wekasan)
Usholli sunnatal lidaf'il balaai rokatainii lillaahi ta'ala
Artinya, "Saya sholat sunnah untuk tolak ba dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Setiap rakaat ba’da fatihah membaca :
- Surat al-Kaustar 17 kali,
- Surat al-Ikhlash 5 kali,
- Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali
Sebelum melaksanakan sholat membaca istighfar :
Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya.
Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.
Do’a Rebo Wekasan
Doa :
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
Allahummadfa’ ‘annal ghalaa’a wal wabaa’a wal fahsyaa’a wal munkara was suyuufal mukhtalifata wasy syadaa’ida wal mihana maadhahara minhaa wa maabaathana. Mim balaadinaa indonesia khaasshataw wa saairil buldaanil muslimiina ‘aammatan yaa rabbal 'alamiin. Rabbana aatina fiddunyaa khasanah wafil aakhirati khasanah waqinaa 'adzabannaar.
Artinya: Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan, cobaan hidup, penyakit-penyakit, wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman yang beraneka ragam, paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun batin dari negeri kami Indonesia ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, Yaa Allah Tuhan Sekalian alam. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
Doa :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هَذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَسْأَلُكَ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنِي وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَأَهْلِي وَأَحْبَابِي وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي مِنْ شَرِّ هَذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنِّي شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِم لِي فِي هَذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَلِأَهْلِي وَمَا تَحُوْطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي وَجِمْيعِ الْمُسْلِمِيْن. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada Tuan kami, Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya.
Hukum Melaksanakan Rebo Wekasan
Dikutip dari Tribunnews.com Ustadz Abdul Somad dalam Channel YouTube Nasehat Islam membahas tentang tradisi umat Islam Indonesia di hari Arba Mustakmir atau Rebo Wekasan ini.
“Ziarah kubur di hari Rabu terakhir bulan Safar, boleh tidak? Ziarah kuburnya boleh, bagus saja itu. Lalu berdoa memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari segala musibah, ini juga boleh,” jelas Ustadz Abdul Somad.
Untuk keyakinan Allah menurunkan ribuan musibah di hari Rabu terakhir Safar atau Arba Musta’mir, menurutnya itu tak ada haditsnya ketarangan apapun tentang hal tersebut.
“Itu menurut para ulama tasawuf, mereka dapat itu dari ilham bukan dari hadits Nabi Muhammad. Tapi, kalau mau berdoa meminta dihindarkan dari musibah, silakan saja. mau berdoa sambil bertawasul kepada wali-wali Allah juga boleh,” katanya.
Bertawasul adalah memakai atau menyebutkan nama para wali itu saat berdoa dengan harapan Allah akan mengabulkan doa kita berkat kemuliaan para wali Allah tersebut.
“Misalnya bertawasul dengan Wali Songo. Saat berdoa bilangnya begini: Ya Allah, berkat kemuliaan para wali-Mu ini, aku memohon kepada-Mu, dan seterusnya. Kalau ini boleh,” pungkasnya.
(*)