TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kata “steroid” dapat mengakibatkan kesalahpahaman.
Kortikosteroid tidak memiliki kemampuan yang sama dengan turunan testosteron androgen, atau “anabolic” steroid yang digunakan para binaragawan dan olahragawan yang tidak sportif.
Kortikosteroid digunakan sebagian besar untuk mengobati penyakit yang timbul akibat inflamasi, yaitu ketika sistem imun tubuh melancarkan respons yang berlebihan terhadap sesuatu atau menyerang sel-sel tubuh sendiri.
Keluarga obat-obatan ini telah ada selama berpuluh tahun penggunaan medis deksametason disetujui pada 1961.
Dilansir dari kompas.com, Penelitian itu menemukan bahwa hubungan dengan tingkat keselamatan terkuat ada pada hidrokortison nama yang mungkin sudah familiar.
Obat ini telah digunakan selama berpuluh tahun, dalam ragam bentuk, untuk mengobati kondisi inflamasi, mulai dari eksim yang sedang hingga radang usus parah.
• KENALI Penyebab Penyakit Thalassophobia, Penelitian Tunjukkan Penderitanya Banyak Wanita
Obat ini juga telah digunakan untuk kelainan endokrin seperti Addison’s disease.
Hidrokortison adalah nama yang digunakan untuk hormon kortisol stres saat digunakan sebagai obat.
Seperti anggota lain dalam keluarga kortikosteroid, saat digunakan, obat ini meniru perilaku kortisol dalam tubuh.
Yang utama, perilaku ini melibatkan pengaruh pada reseptor protein di dalam sel.
Saat reseptor in diaktivasi, reseptor ini berpindah ke nukleus sel dan mengikat diri pada area spesifik pada DNA, mengaktivasi gen-gen tertentu atau mencegah gen-gen lain teraktivasi.
Banyak gen-gen yang ditarget bertanggung jawab dalam memproduksi sitokin: protein-protein kecil yang memberi isyarat antara sel imun untuk memperkuat atau mengatur respons imun.
Steroid ini juga menarget gen-gen yang memproduksi reseptor yang dipengaruhi oleh sitokin.
Jadi steroid ini bisa mengurangi jumlah sitokin yang diproduksi tubuh dan mengurangi keefektifannya.
Efek samping biasanya terjadi pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka panjang, yaitu lebih dari 2-3 bulan.
• APAKAH Penyebab Penyakit TBC & Bagaimana Cara Mencegah Penyakit TBC?
Dilansir dari alodokter.com, sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan setelah menggunakan obat kortikosteroid adalah:
- Penumpukan lemak di pipi (moon face)
- Rentan terkena infeksi
- Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi
- Meningkatnya kadar gula darah
- Mempercepat timbulnya katarak
- Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum
- Masalah kulit
- Pelemahan fungsi otot
- Perubahan mood dan perilaku.
Peran Kortikosteroid pada Asma dan Bronkus
Obat steroid untuk asma banyak dikenal dengan sebutan obat kortikosteroid.
Obat ini biasanya digunakan untuk mengelola gejala dan kekambuhan pada penyakit saluran napas yang reversibel (bisa pulih seperti semula) dan tidak ireversibel (tidak bisa pulih seperti semula).
Obat steroid mampu membantu meredakan kondisi asma dengan mengurangi saluran udara yang meradang lalu menghentikan peradangan tersebut.
Selain itu, obat ini juga membantu meringankan gejala asma seperti sesak napas dan batuk.
• KEKURANGAN Protein Secara Terus-Menerus Dapat Mengakibatkan Penyakit - Penyakit Ini
Manfaat Kortikosteroid
Kortikosteroid itu sendiri sebenarnya adalah sekumpulan hormon yang diproduksi oleh tubuh manusia di kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal.
Hormon ini berfungsi dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, regulasi cairan tubuh, sistem pertahanan tubuh, dan pembentukan tulang.
Sementara itu, obat kortikosteroid biasanya digunakan untuk gangguan produksi hormon oleh kelenjar adrenal yang mengakibatkan tubuh kekurangan hormon steroid.
Dilansir dari sehatq.com, kondisi lain yang sering diobati dengan kortikosteroid antara lain adalah keluhan seperti kulit bengkak, gatal-gatal, kemerahan dari reaksi alergi, flu, pegal-pegal, asma akibat alergi, mata merah (konjungtivitis alergi), penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, peradangan sistemik seperti lupus, transplantasi, pembengkakan otak, dan masih banyak lagi.
Bentuknya pun bermacam-macam, dari tablet, sirup, inhaler, nasal spray, injeksi hingga krim, lotion dan gel.
Jika Anda diminta oleh dokter untuk menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, Anda akan diminta untuk mengatur pola makan sebagai berikut.
- Mengurangi jumlah garam dan natrium
- Menghitung jumlah kalori agar tidak naik berat badan
- Menambahkan asupan protein
Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif dari kemungkinan munculnya efek samping yang berbahaya. (*)