Kebocoran Data Pengguna e-HAC Konyol, Masyarakat Sangat Dirugikan

Editor: Nasaruddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aplikasi e-HAC di Google Play Store.

Aplikasi Electronic Health Alert Card (e-HAC) yang dikembangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diduga mengalami kebocoran data.

Diperkirakan ada 1,3 juta data pengguna aplikasi e-HAC yang terdampak kebocoran data.

Bulan lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menambahkan fitur baru di aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan akses ke aplikasi Electronic Health Alert Card (e-HAC).

Menanggapi kasus kebocoran data tersebut, Menteri Kominfo, Johnny G Plate mengatakan bahwa kebocoran data berasal dari aplikasi e-HAC versi awal yang belum terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.

"Berdasarkan informasi yang kami terima, e-HAC yang mengalami kebocoran adalah aplikasi awal yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, sebelum dialihkan ke PeduliLindungi," kata Johnny melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Selasa.

"E-HAC di PeduliLindungi saat ini masih aman," imbuh Johnny.

Menkominfo menjelaskan, saat ini kasus kebocoran data aplikasi e-HAC tengah ditangani Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Masyarakat diminta hapus aplikasi e-HAC versi lama Senada dengan Johnny, dr. Anas Maruf, MKM Kepala Pusat Data dan Informasi

Kemenkes RI mengatakan kebocoran aplikasi e-HAC lama diduga berasal dari pihak mitra.

Anas menambahkan, aplikasi e-HAC lama saat ini sudah dinon-aktifkan.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk menghapus atau mencopot pemasangan (uninstal) aplikasi e-HAC versi lama yang belum terintegrasi dengan PeduliLindungi.

Masyarakat bisa mengakses e-HAC yang ada di aplikasi PeduliLindungi untuk memenuhi persyaratan perjalanan.

Apabila fitur akses e-HAC belum muncul, lakukan pemutakhiran (update) aplikasi di Google Play Store (Android) dan App Store (iOS).

"E-HAC yang ada di PeduliLindungi, server dan infrastrukturnya ada di Pusat Data Nasional dan terjamin keamanannya yang didukung kemitraan lembaga terkait, baik itu Kemkominfo dan BSSN," kata Anas dalam konferensi pers Kemenkes di YouTube.

Anas menjelaskan, seluruh sistem informasi yang terkait dengan pengendalian Covid-19 akan dipindahkan ke Pusat Data Nasional.

Halaman
123

Berita Terkini