TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sunan Bonang yang memiliki nama asli Mahdum Ibrahim adalah seorang Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Putra keempat Sunan Ampel ini dikenal sebagai ulama yang menguasai berbagai bidang ilmu seperti fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur dan ilmu bela diri atau silat.
Sebagai seorang dai, yang menyeru ajaran Islam, Sunan Bonang memanfaatkan seni dan karya sastra sebagai media dakwah.
Satu di antara karya Sunan Bonang yang terkenal adalah Naskah Primbon yang memuat ajaran tasawuf secara mendalam.
Tulisan ini merupakan hasil bacaannya yang bersumber dari kitab-kitab klasik, berisi ajaran Islam dan nasehat-nasehat para ulama yang merujuk tulisan ulama sebelumnya.
• Sunan Bonang dan Peran Pentingnya dalam Mengembangkan Islam di Indonesia
Seperti kitab Ihya’ Ulumuddin, karya Imam Al-Gozali, kitab Talkhis Al-Minhaj karangan Imam Nawawi, dan kitab-kitab lainnya.
Selain itu, Sunan Bonang juga menulis tentang pengetahuan taswuf yang lebih mendalam melalui karyanya berjudul Suluk Wujil, yang ditulis dalam sastra Jawa, berbentuk tembang.
Karya ini masih tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.
Kemampuan Sunan Bonang sebagai dalang pertunjukan wayang, memberikannya kesempatan menyisipkan dakwah Islam melalui seni yang digemari penduduk pada zamannya.
Ia mencoba menyempurnakan susunan musik gamelan dan menambahkan irama-irama lagu.
Selain sebagai tokoh penyebar Islam, Sunan Bonang juga dikenal sebagai orang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat sulit air.
• Bagaimana Peran Penting Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia?
Masyarakat mengenalnya tokoh yang punya banyak kelebihan.
Sementara “kesaktian” yang ditunjukkan Sunan Bonang sebenarnya adalah karamah yang diberikan Allah SWT hidup tidak menikah atau membujang hingga akhir hayatnya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat tahun 1525 M, di makamkan di Tuban, sebelah barat alun-alun kota Tuban.
Mengembangkan dakwah Islam lewat seni dan budaya