TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut jenis-jenis Ular Berbisa dan Ular Tidak Berbisa yang sering kita jumpai sehari-hari.
Ular adalah kelompok reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang yang tersebar luas di dunia.
Secara ilmiah, semua jenis ular dikelompokkan dalam satu subordo, yaitu Serpentes dan juga merupakan anggota dari ordo Squamata (reptilia bersisik), bersama-sama dengan kadal.
Akan tetapi, ular (Serpentes) sendiri diklasifikasikan pada cabang (klade) Ophidia, yaitu segolongan reptilia-reptilia dengan atau tanpa kaki, bertubuh panjang, dan memiliki fisiologis yang sangat berbeda dengan kadal.
(Update Berita Seputar Ular Klik di Sini)
Banyak orang menggunakan kata-kata beracun atau poisonous dalam bahasa Inggris ketika menggambarkan ular berbahaya.
Sebenarnya kata yang tepat adalah berbisa atau venomous dalam bahasa Inggris.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, menurut ahli biologi, istilah berbisa digunakan pada organisme yang menggigit atau menyengat untuk menyuntikkan racunnya.
Sedangkan istilah beracun berlaku untuk organisme yang terdapat racun di seluruh tubuhnya sehingga tidak dapat dikonsumsi.
Artinya, sangat sedikit ular yang benar-benar beracun. Sebagian besar racun ular ditransfer melalui gigitan.
Kecuali ular garter (Thamnophis) yang kecil dan gigitannya tidak berbahaya tetapi beracun bila dimakan karena tubuhnya menyerap dan menyimpan racun mangsanya.
Bisa ular
Bisa atau racun pada hewan ular sebenarnya adalah kelenjar ludah (saliva) yang termodifikasi.
Bisa ular terdiri dari bahan kimia dan enzim yang kandungannya 90 persen adalah protein.
Bisa ular digolongkan dalam dua kelompok yaitu: