POSISI HILAL 11 Mei 2021, BMKG Keluarkan Data Hilal Awal Bulan Syawal pada 11-12 Mei 2021

Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pemantauan Hilal di Sungai Kakap untuk penentuan 1 Syawal. BMKG Keluarkan Data Hilal Awal Bulan Syawal pada 11-12 Mei 2021.

“Berpuasalah (dan berhari raya) karena melihat hilal. Jika tidak terlihat maka genapkanlah.”

Dengan landasan itu, maka rukyatul hilal (observasi hilal) dipahami sebagai ibadah.

Selain menentukan awal bulan kalender Hijriyyah, hilal juga menentukan awal dua hari raya.

“Meski di sini ada sedikit perbedaan. Lembaga seperti Nahdatul Ulama berpedoman seluruh awal bulan kalender Hijriyyah harus ditentukan oleh terlihat atau tidaknya hilal, maka rukyatul hilal (observasi hilal) digelar setiap awal bulan,” papar Marufin.

Sementara itu, lembaga yang lain berpedoman rukyatul hilal cukup dilakukan hanya pada awal Ramadhan dan dua hari raya.

Pada bulan-bulan kalender Hijriyyah lainnya, ditetapkan berdasarkan hisab (perhitungan numerik-astronomik) yang bersandar pada sebuah kriteria yang memuat parameter-parameter minimal posisi Bulan.

“Sementara lembaga seperti Muhammadiyah berpedoman, seluruh awal bulan kalender Hijriyyah ditetapkan dengan cara hisab berdasarkan kriteria tertentu saja,” tambahnya.

Sudah dilakukan sejak 26 abad silam

Marufin menyebutkan dari segi saintifik, aktivitas melihat hilal sudah bermula sejak 26 abad silam.

Tepatnya dari masa Babilonia Baru di tanah Mesopotamia.

Sepanjang sejarah peradaban manusia, cukup banyak kalender yang berbasiskan pada perubahan fase atau wajah Bulan di langit dengan awal bulan kalendernya bertumpu pada terlihatnya hilal.

“Selain peradaban Islam dan Babilonia, aktivitas melihat hilal juga dilakukan oleh peradaban China juga kelompok-kelompok Nasrani khususnya sebelum penetapan penggunaan kalender Matahari oleh Julius Caesar pada tahun 46 SM,” ungkap Marufin.

Selain itu, aktivitas melihat hilal juga dilakukan oleh peradaban Yahudi, peradaban Amerika (Aztec, Indian, Inca, dan lain-lain) serta peradaban Aborigin di Australia.

“Namun rukyatul hilal modern dalam peradaban Islam sebenarnya baru bermula dalam kurang dari 4 dasawarsa terakhir,” imbuhnya.

Pada saat ini, sekitar sepertiga dari seluruh populasi umat manusia modern mendasarkan sebagian aktivitasnya pada kalender berbasis fase bulan. Khususnya dari aspek agama dan budaya.

Halaman
1234

Berita Terkini