Nurul Saskia (22), pengungsi korban gempa yang tinggal di tenda darurat tepi jalan poros Trans Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu 16 Januari 2021 malam, mengatakan kalau keponakannya yang berusia 4 bulan sangat membutuhkan susu dan alat kelengkapan bayi lainnya seperti popok karena sudah mulai menipis.
"Kami sangat butuh susu bayi dan popok karena sudah mau habis. Sementara daerah sekitar tidak ada penjual, " ujar Nurul Saskia ditemui di posko pengungsian.
Selain susu dan popok, mereka juga mulai kekurangan air bersih untuk minum dan kebutuhan memasak. Senada disampaikan Abd Khair. Ia sudah seharian mencari susu untuk bayinya yang berusia enam bulan tapi tidak ada penjual.
"Dimana ada penjual susu," tanya Abdul Khair. Ia sangat membutuhkan karena stok susu bayinya sudah habis, " ujarnya
Sekadar diketahui pasca gempa 6,2 SR, setidaknya ada belasan ribu warga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat mengungsi ke tempat perbukitan. Mereka tinggal dibawah tenda darurat di atas perbukitan dan beberapa warga membuat tenda di depan rumahnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal dunia akibat gempa di Majene, bertambah menjadi 56 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, data tersebut hingga 16 Januari 2021 pukul 20.00 WIB. Rinciannya, 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 9 orang di Kabupaten Majene.
"Selain itu terdapat 637 korban luka di Kabupaten Majene dengan 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan," kata Raditya dikutip dari siaran pers BNPB, Minggu 17 Januari 2021.
"Sedangkan di Kabupaten Mamuju, terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap," lanjut dia.
Adapun jumlah tersebut berdasarkan pendataan dan koordinasi antara BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Polewali Mandar, TNI-Polri, Basarnas serta relawan, dan instansi lainnya.
Raditya mengatakan, saat ini aliran listrik di Kabupaten Majene sebagian sudah menyala. Sementara itu, listrik di sebagian wilayah Kabupaten Mamuju sudah normal dan setengahnya masih mengalami gangguan.
"Jalur darat yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju juga kembali pulih dan dapat dilalui kendaraan pada Sabtu sore," kata dia.
Jalur tersebut dapat dibuka kembali setelah Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin menugaskan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 8/SMG untuk membuka akses menggunakan alat berat.
Terkait logistik, kata dia, BNPB telah menyerahkan bantuan untuk kebutuhan pokok penanganan gempa bumi Sulawesi Barat sebesar Rp 4 miliar pada Sabtu kemarin. Bantuan tersebut diserahkan sebesar Rp 2 miliar untuk Provinsi Sulawesi Barat dan masing-masing Rp 1 miliar untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.
Selain itu, BNPB juga telah mendistribusikan 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu, dan 30 unit genset 5 KVA.
Gempa di Majene terjadi pada Jumat 15 Januari 2021, berkekuatan 6,2 SR dan meluluhlantakkan bangunan-bangunan di wilayah tersebut. Gempa juga berdampak ke Mamuju dan terasa hingga ke Makassar dan Palu.