TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Para pengungsi di Majene Sulawesi Barat (Sulbar) yang tinggal di bawah kandang ayam ramai diperbincangkan. Video dan foto-fotonya pun viral di dunia maya.
Mereka makan sembari menghirup bau kandang ayam. Bukan cuma dewasa, pengungsi ini ada juga dari golongan anak-anak.
Saat ini jumlah pengungsi korban gempa 6,2 Skala Richter di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) sekitar 15 ribu orang.
Mereka tinggal di 10 titik pengungsian di Kabupaten Mamuju dan Majene. Bantuan tenda, air bersih hingga kebutuhan bayi di posko pengungsian masih belum merata.
Baca juga: Warga Teriak Ada Gempa, Kantor Gubernur Sulawesi Barat Ambruk dan Sejumlah Bangunan Rusak Parah
Seperti dialami puluhan warga Kelurahan Maliaya, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene. Mereka terpaksa tinggal di bawah kandang ayam yang hanya beralaskan tikar terpal.
"Izin, kami butuh tenda kasian warga saya yang tinggal di bawah kolom kandang Ayam Potong Posko Desa Maliaya, ada yang jual tenda hubungi saya Kades Maliaya," tulis Masri diunggahan postingan Facebook.
Saat dihubungi tribun-timur.com, Minggu 17 Januari 2021, Masri menuturkan bahwa sudah ada bantuan tapi belum cukup. Terutama tenda untuk para pengungsi yang masih tinggal di kandang ayam.
Ia pun sangat mengharapkan bantuan pemerintah dan relawan kepada para pengungsi Maliaya. Pasca gempa sejak Kamis, warga Majene panik dan ketakutan memilih meninggalkan rumah mereka sehingga daerah setempat kosong.
Mereka khawatir akan ada gempa susulan yang lebih besar. Apalagi rentetan gempa masih terjadi di wilayah itu hingga hari ini. Ribuan warga masih mengungsi dalam kondisi yang serba keterbatasan.
Warga Desa Kayutangi, Ramli, mengungkapkan kalau pengungsi di desanya sangat membutuhkan air bersih. "Kami kesulitan mendapatkan air bersih," kata Ramli (50).
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa memasak menggunakan air sumur yang keruh berwarna kekuning-kuningan.
Warga tidak tahu dimana mendapatkan air bersih, karena sejumlah toko dan pusat perbelanjaan disekitar daerah itu tertutup pasca gempa.
Selain air bersih, penerangan lampu juga tidak ada. Lampu listrik di sana padam pasca gempa meluluntakkan rumah warga.
Desa Kayuangin merupakan daerah yang merasakan dampak akibat guncangan gempa. Ada puluhan rumah warga rusak.
Baca juga: Gempa Majene Sulbar - Kondisi 2 Gadis Kecil Terjebak di Reruntuhan ! Angel: Ia Masih Bergerak Tadi
Kerusakan bervariasi. Ada beberapa rumah warga hancur rata hingga tanah. Ada juga rumah mengalami keretakan hingga rawan untuk ditinggali. "Lampu di sini masih mati, kita mau cari lilin tapi tidak ada penjual," ujarnya.