QRIS Bikin Bayar Anti Ribet, Kini 48 Ribu Merchant Kalbar Beralih ke Satu QR Code

Penulis: Nina Soraya
Editor: Nina Soraya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masyarakat membayar dengan melakukan scan barcode QRIS di Pasar Tradisional Kota Pontianak, beberapa waktu lalu. Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk mengubah kebiasaan terutama mengurangi kontak fisik untuk mengurangi risiko tertular virus Covid-19. Hal serupa juga didorong turut dilakukan pada sistem pembayaran dengan sebisa mungkin menghindari pembayaran secara tunai.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia termasuk Kalimantan Barat (Kalbar) pada Maret 2020, memaksa masyarakat untuk mengubah kebiasaan terutama mengurangi kontak fisik untuk mengurangi risiko tertular virus Covid-19. Hal serupa juga didorong turut dilakukan pada sistem pembayaran dengan sebisa mungkin menghindari pembayaran secara tunai.

Untunglah Bank Indonesia (BI) telah menggagas standar Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik atau mobile banking yang disebut QRIS sejak Agustus 2019 lalu.

Baca juga: Gemawan Sebut SDN 15 Seburing Butuh Bantuan Operasional

Sebelumnya, sudah banyak dompet digital dari berbagai provider yang ada, terkadang malah menjadi hambatan transaksi nontunai, karena belum tentu merchant/pedagang yang dipilih memiliki alat pembayaran yang sesuai dengan dompet digital yang dimiliki.

Untuk itu, QRIS atau QR Code Indonesian Standard dapat menjadi salah satu pilihan kanal pembayaran yang aman bagi masyarakat baik secara langsung maupun dari tanpa tatap muka. Adanya QRIS ini juga membuat masyarakat tidak perlu banyak-banyak memiliki e-wallet, untuk transaksi di setiap pedagang yang berbeda atau hanya cukup satu QR Code. QRIS memuat solusi anti ribet dalam pembayaran karena praktis, cepat dan aman.

Menariknya lagi QRIS tak sekedar dipakai masyarakat untuk berbelanja, bahkan untuk pembayaran zakat infaq dan sedekah pun sudah diterapkan. Banyak Lembaga Amil Zakat (LAZ) memberikan kemudahan ini pada masyarakat.

Kepala Perwakilan BI Kalbar, Agus Chusaini, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, juga turut mendorong peningkatan transaksi non tunai di masyarakat. Hal ini juga merupakan bagian dari percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: Cabup Junaidi Dorong Peningkatan Program BPJS Kesehatan Gratis

"Bahkan, sebelum adanya pandemi ini, Bank Indonesia telah melihat jika transaksi non tunai adalah suatu keniscayaan, suatu yang akan terjadi di kemudian hari. Namun, saat pandemi ini justru mendorong hal tersebut semakin cepat dan potensi transaski ini akan terus berkembang," kata Agus saat kegiatan BI Kalbar Bareng Media.

Lebih lanjut, Agus Chusaini menuturkan antusias masyarakat begitu terasa dengan hadirnya QRIS di Kalimantan Barat. Ia pun menyatakan ke depannya transaksi non tunai akan terus tumbuh dan berkembang.

"Tentunya transaksi penggunaan QRIS ini akan terus merambah di masyarakat. Mulai dari pelaku UMKM hingga transaksi di pasar tradisional saat ini telah menggunakan QRIS. Dengan QRIS ini, tentunya akan lebih memudahkan kita dalam memantau transaksi," jelasnya.

Saat ini BI mencatat jumlah merchant QRIS di Kalbar atau tersebar di 14 kabupaten/kota hingga 9 Oktober 2020 sebanyak 48.121 merchant.

BI memberikan penjelasan terkait perkembangan QRIS di Kalbar, Rabu 21 Oktober 2020. (TRIBUN PONTIANAK/ NINA SORAYA)

Jumlah merchant terbanyak saat ini terdapat di Kota Pontianak dengan jumlah merchant sebanyak 19.463 merchant atau sekitar 40,45 persen dari total merchant se-Kalbar.

Posisi kedua adalah Kabupaten Ketapang dengan jumlah merchant sebanyak 10.346 merchant. Selanjutnya posisi ketiga berada di Kubu Raya sebanyak 5.157 merchant .

“Perluasan QRIS di Kalbar ini walau naik cukup tinggi. Tapi merchant yang menggunakan masih kecil, sehingga potensi perluasannya masih besar makanya kita semangat untuk menggalakan ini. Harapannya seluruh merchant terpasang QRIS dan semua transaksi sudah non tunai,” katanya.

Agus mengatakan dengan QRIS seluruh transaksi tercatat. Hal ini menjadi nilai positif bagi UMKM. Oleh karena lembaga keuangan bisa mengetahui seperti apa transaksi.

Baca juga: JADWAL MOTOGP VALENCIA & Jam Tayang MotoGP Valencia Minggu Ini serta Update Klasemen MotoGP Terbaru

“Karena selama ini UMKM susah dapat pembiayaan lembaga keuangan. Karena saat dianalisa, Lembaga Keuangan kebingungan, benar gak sih laku (UMKM)? Nah, di QRIS transaksi tercatat, perhari berapa, keseluruhan transaksi berapa. Moga-moga ini bisa memberikan informasi bagi Lembaga Keuangan untuk menyalurkan pembiayaan,” ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini